Obat Antimalaria Lumefantrine Dinilai Ampuh Mengobati Kanker Otak?

Rabu, 03 Juni 2020 | 16:00 WIB
Obat Antimalaria Lumefantrine Dinilai Ampuh Mengobati Kanker Otak?
Ilustrasi obat. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu jenis kanker otak glioblastoma multiforme (GBM) adalah bentuk kanker yang sangat agresif yang sulit diobati. Terapi yang saat ini tersedia membuat tingkat kelangsungan hidup pasien yang sudah 5 tahun menderita GBM adalah 5,6%.

Sayangnya, dokter belum memiliki cara untuk mencegah kekambuhan penyakit ini.

Namun ada harapan baru. Sebuah penelitian menemukan lumefantrine, obat yang disetujui BPOM AS (Food and Drugs Administration atau FDA) untuk mengobati malaria, dapat meningkatkan efektivitas obat utama yag digunakan untuk mengobati GBM.

Peneliti utama studi ini, Prof. Paul Fisher, ketua Virginia Commonwealth University’s Department of Human and Molecular Genetics, menjelaskan timnya telah menyelidiki apakah obat-obatan yang disetujui dapat membantu melemahkan resistensi GBM terhadap kemoterapi.

Baca Juga: Hits Health: Makanan Tinggi Gula, Efek Ganja Pada Tubuh dan Otak

"Studi kami menemukan aplikasi potensial baru dari obat antimalaria sebagai terapi yang mungkin untuk (GBM) yang resisten terhadap standar perawatan, melibatkan radiasi dan temozolomide," tuturnya, dikutip Medical News Today.

Ilustrasi kanker otak (Pixabay/VSRao)
Ilustrasi kanker otak (Pixabay/VSRao)

Temuan ini muncul dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America.

Mengatasi GBM yang resistan

Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. Gabungan ini dapat sedikit memperpanjang harapan hidup orang dengan GBM, tetapi penyakit ini seringnya menjadi resisten terhadap pengobatan.

Para peneliti menemukan menambahkan lumefantrine ke dalam perawatan in vitro sel glioblastoma dengan radiasi dan temozolomide membunuh sel kanker dan menekan pertumbuhan baru mereka.

Baca Juga: Studi: Lingkungan Keluarga Bisa Pengaruhi Perkembangan Otak Remaja

Selain itu, cara ini juga memiliki efek serupa pada sel glioblastoma yang seharusnya resisten terhadap pengobatan, serta bagi pasien yang sensitif terhadapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI