Pertama Kalinya, Ilmuwan Temukan Wilayah dengan Udara Terbersih di Dunia

Rabu, 03 Juni 2020 | 14:37 WIB
Pertama Kalinya, Ilmuwan Temukan Wilayah dengan Udara Terbersih di Dunia
Ilustrasi traveling udara bersih (Pixabay/discwog)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan yakin mereka telah menemukan wilayah dengan udara terbersih di dunia, bebas dari partikel yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang terletak di Samudra Selatan, mengelilingi Antartika.

Dalam studi komposisi bioareosol di Samudra selatan, peneliti dari Colorado State University mengidentifikasi wilayah dengan atmosfer yang tidak berubah akibat aktivitas manusia.

Polusi udara disebabkan oleh aerosol, partikel dan gas padat serta cair yang tersuspensi di udara. Untuk mempelajari udara dan dari mana asalnya, peneliti dalam studi ini menggunakan bakteri di udara sebagai alat diagnostik untuk menyimpulkan sifat-sifat atmosfer yang lebih rendah.

"Aerosol yang mengedalikan sifat-sifat SO (Samudra Selatan) sangat terkait dengan proses bilogis laut, dan bahwa Antartika tampaknya terisolasi dari penyebaran mikroorganisme dan pengendapan nutrisi," jelas peneliti Thomas Hill, dikutip CNN Internasional.

Baca Juga: Tak Hanya Cantik, 5 Tanaman Ini Bantu Pelihara Udara di Rumah

"Secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa SO adalah salah satu dari sedikit tempat di Bumi yang telah sedikit dipengaruhi oleh kegiatan antropogenik," tambahnya.

Pemandangan di Antartika. [Shutterstock]
Pemandangan di Antartika. [Shutterstock]

Para peneliti mengambil sampel udara di tingkat batas laut, bagian dari atmosfer yang memiliki kontak langsung dengan laut. Kemudian mereka memeriksa komposisi mikroba di udara, yang ditemukan di atmosfer dan seringkali tersebar ribuan kilometer oleh angin.

Menggunakan sekuensing DNA, pelacakan sumber dan lintasan angin, penulis utama studi Jun Uetake menemukan asal-usul mikroba berasal dari laut.

Dari komposisi bakteri mikroba, para peneliti menyimpulkan aerosol dari massa tanah dan aktivitas manusia, seperti polusi atau emisi tanah yang disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan, tidak bergerak ke selatan dan ke udara di sekitar wilayah ini.

Ilmuwan mengatakan hasilnya jauh berbeda dengan semua penelitian dari lautan, baik di belahan bumi utara maupun subtropis, yang menemukan sebagian besar mikroba berasal dari benua yang berlawanan arah angin.

Baca Juga: Ilmuwan: Udara Lebih Hangat Kurangi Transmisi Covid-19, Tapi Tak Signifikan

Dalam penelitian tersebut, yang terbit Senin (1/6/2020) dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences, para ilmuwan menggambarkan daerah itu sebagai 'benar-benar murni'.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI