Di tengah Pandemi Covid-19, 5 Orang di Kongo Meninggal Akibat Ebola

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 02 Juni 2020 | 19:25 WIB
Di tengah Pandemi Covid-19, 5 Orang di Kongo Meninggal Akibat Ebola
Ilustrasi Di tengah Pandemi Covid-19, 5 Orang di Kongo Meninggal Akibat Ebola. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah Pandemi Covid-19, 5 Orang di Kongo Meninggal Akibat Ebola

Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia, wabah Ebola justru kini melanda Republik Demokratik Kongo.

Bahkan, menurut laporan UNICEF, lima orang termasuk seorang gadis berusia 15 tahun, telah meninggal karena Ebola dalam wabah virus baru itu.

"Empat orang tambahan yang tertular virus - semua kontak orang yang meninggal dan termasuk anak dari salah satu kasus fatal - sedang dirawat di unit isolasi di Rumah Sakit Wangata di Mbandaka," kata UNICEF dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Pemerintah Minta Imunisasi Anak Tetap Berjalan Saat Pandemi Corona

Seorang pria di Kongo diberi vaksin anti Ebola oleh salah satu petugas medis. (AFP)
Ilustrasi Di tengah Pandemi Covid-19, 5 Orang di Kongo Meninggal Akibat Ebola. (AFP)

Dilansir dari CNN Internasional kematian terjadi antara 18 dan 30 Mei. Tetapi mereka dikonfirmasi sebagai yang berhubungan dengan Ebola kemarin.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus menulis di Twitter bahwa enam kasus telah dilaporkan di Mbandaka, di provinsi Equateur barat laut negara itu.

Ini adalah wabah ke 11 negara dari virus yang berpotensi mematikan, yang ditularkan oleh cairan tubuh dan memiliki tingkat kematian di antara 25 persen dan 90 persen tergantung pada wabahnya.

Republik Demokratik Kongo masih berjuang untuk mengakhiri wabah yang dimulai pada 2018 di bagian timur negara itu, di mana 3.406 kasus telah dilaporkan, dengan 2.243 kematian, menurut WHO.

Belum ada kasus baru dalam 21 hari terakhir dalam wabah itu. Karena Ebola memiliki masa inkubasi 21 hari, yang menunjukkan wabah mungkin terkendali.

Baca Juga: Pemerintah Korsel Desak Celltrion untuk Uji Coba Vaksin COVID-19 di Eropa

Tetapi WHO menunggu dua periode inkubasi penuh, atau 42 hari, untuk memastikan sebelum menentukan bahwa wabah telah berakhir.

"Pengumuman itu muncul sebagai wabah Ebola yang panjang, sulit dan kompleks di Republik Demokratik Kongo timur dalam fase terakhir, sementara negara itu juga memerangi Covid-19 dan wabah campak terbesar di dunia," kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Negara Afrika tengah itu telah melaporkan 3.195 kasus coronavirus dan 72 kematian. Sejauh ini epidemi terburuk yang mempengaruhi Kongo adalah campak, yang telah menginfeksi hampir 370.000 orang dan membunuh 6.779 sejak 2019.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI