Banyak Pasien Covid-19 Dites Dengan Hasil Negatif Palsu, Apa Sebab?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 02 Juni 2020 | 17:50 WIB
Banyak Pasien Covid-19 Dites Dengan Hasil Negatif Palsu, Apa Sebab?
Ilustrasi: Banyak Pasien Covid-19 Dites Dengan Hasil Negatif Palsu, Apa Sebab? (Suara.com/Emi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak Pasien Covid-19 Dites Dengan Hasil Negatif Palsu, Apa Sebab?

Total infeksi virus corona positif telah menyentuh angka 6,15 juta. Jumlah itu dapat terus meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan fisik di sejumlah negara.

Selain sifat virus yang sangat menular, aspek menakutkan lainnya adalah ketidakakuratan tes Covid-19 yang menghasilkan negatif palsu.

Hasil negatif palsu tidak hanya mengkhawatirkan bagi pasien, tetapi ia juga dapat berubah menjadi pembawa diam virus corona baru, tanpa hasil yang akurat.

Baca Juga: Bikin Jijik, Warganet Ini Salah Masukin Benda Tak Terduga ke Makanan

Proses pengambilan sampel darah melalui rapid test di kawasan Tole Iskandar, Depok, Jawa Barat, Jumat (22/5). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ilustrasi: Banyak Pasien Covid-19 Dites Dengan Hasil Negatif Palsu, Apa Sebab? [Suara.com/Alfian Winanto]

Negatif palsu sendiri adalah ketika virus tidak muncul dalam tes meskipun orang tersebut telah tertular infeksi.

Umumnya, hasil negatif palsu ini berasal dari tes cepat. Lantas, apa sebenarnya yang membuat munculnya hasil tes negatif?

Seperti dilansir dari Times of India, masalah dengan tes diagnostik untuk virus SARS-CoV-2 adalah ia telah digunakan tanpa diuji secara ekstensif.

Ini karena besarnya wabah tidak memberikan waktu yang cukup bagi para ahli dan tes harus dikembangkan dengan kecepatan sangat tinggi.

Para ahli juga percaya bahwa bagaimana spesimen dikumpulkan mungkin memiliki banyak hubungannya dengan negatif palsu daripada tes itu sendiri.

Baca Juga: IDAI Ingatkan Pentingnya Tes Hipotiroid Kongenital Pada Bayi Baru Lahir

Sebagai contoh, jika swab hidung tidak diambil dengan benar dari ujung hidung dan mulut (di mana virus seharusnya menempatkan dirinya dalam selaput lendir), mungkin tidak ada cukup virus dalam sampel untuk dideteksi dalam uji.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI