IDAI Ingatkan Pentingnya Tes Hipotiroid Kongenital Pada Bayi Baru Lahir

Selasa, 02 Juni 2020 | 14:02 WIB
IDAI Ingatkan Pentingnya Tes Hipotiroid Kongenital Pada Bayi Baru Lahir
Ilustrasi bayi (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - IDAI Ingatkan Pentingnya Tes Hipotiroid Kongenital Pada Bayi Baru Lahir

Sebelum mendapatkan ASI dan imunisasi untuk mengoptimalkan masa pertumbuhan, bayi baru lahir baiknya diharuskan untuk menjalani pemeriksaan hipotiroid kongenital.

Pemeriksaan itu dilakukan untuk mencegah anak kekurangan hormon tiroid yang bisa menyebabkan kerusakan pada otak.

Sayangnya masyarakat Indonesia belum waspada terhadap hipotiroid kongenital karena merasa anaknya lahir dalam kondisi sehat.

Baca Juga: Sekeluarga di Tambora Jenuh Diisolasi di Musala: Tolong, Beri Kami Kegiatan

"Menurut saya kurangnya kewaspadaan masyarakat terhadap hipotiroid kongenital. Banyak yang sudah ketahuan anaknya hipotiroid tapi gak mau datang (ke rumah sakit). Katanya anaknya baik-baik saja," kata Konsultan Endokrinologi anak Dr. Frida Soesanti, SP.A(K) dari Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam siaran langsung di Instagram IDAI, Selasa (2/6/2020).

Gejala hipotiroid kongenital memang tidak langsung terlihat ketika bayi baru lahir, kata Frida. Namun akan semakin nampak seiring bertambahnya usia bayi.

Ia menyampaikan, bayi seharusnya menjalani pemeriksaan hipotiroid kongenital dengan pengambilan sampel darah saat masih berusia 48 jam hingga 72 jam.

"Kalau lewatnya adalah satu bulan sudah bisa timbul gejala. Anaknya minumnya gak begitu bagus, mukanya berubah, nangisnya kasar, buang air besar susah. Bayi biasanya kan buang air besar 5-6 kali sehari tapi ini 5 hari sekali," tuturnya.

Bila gejala itu sudah terjadi artinya otak bayi telah mengalami kerusakan. Konsekuensi jangka panjangnya menyebabkan IQ bayi akan menurun.

Baca Juga: Satu Keluarga Masih Jalani Isolasi Mandiri di Musala Baitus Salam

"Tadinya IQ nya bisa 110-120 turun jadi 60-an. Banyak pasien kita di RSCM yang datang terlambat, di atas (usia) satu tahun batu datang," katanya.

Frida menyarankan, pemeriksaan hipotiroid kongental sebaiknya dilakukan di rumah sakit rujukan khusus.

Seperti RSCM di Jakaryt, RS Hasan Sadikin di Bandung, RS Soetomo di Surabaya, atau RS Wahidin Sudiro di Makassar.

"Kalau hampir semua puskesmas di Jakarta sudah bisa skrining hipotiroid kongenital lalu nanti darahnya dikirim ke RSCM. Kalau hasilnya positif akan dikasih tahu dan ini harus dicari anaknya sampai dapat. Karena begitu positif petugas kita make sure anaknya hipotiroid atau tidak," jelasnya.

Jika usia bayi telah lewat dari 72 jam dan belum melakukan pemeriksaan hipotiroid kongenital dan belum menimbulkan gejala, menurut Frida tetap boleh melakukan skrining. Namun sarannya, skrining dilakukan langsung di rumah sakit rujukan hipotiroid kongenital. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI