Kerja Shift Malam Tingkatkan Risiko Depresi, Ahli Ungkap Penyebabnya!

Selasa, 02 Juni 2020 | 14:00 WIB
Kerja Shift Malam Tingkatkan Risiko Depresi, Ahli Ungkap Penyebabnya!
Ilustrasi kerja shift malam (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang berisiko mengalami gangguan mental, seperti depresi. Tetapi, penelitian menemukan jam kerja menjadi salah satu faktor yang memengaruhi risiko. Hasil penelitian menunjukkan orang yang bekerja shift malam hari lebih berisiko mengalami depresi akibat merusak otak.

Eksperimen dalam penelitian ini menemukan bahwa cahaya biru dari komputer atau laptop mengubah sirkuit kimia dalam materi abu-abu otak yang mengontrol suasana hati.

Paparan cahaya biru dari laptop di malam hari telah menyebabkan tikus percobaan menjadi kurang aktif sebagai bentuk "blues".

Tim peneliti dari China pun percaya bahwa kondisi yang sama juga terjadi manusia. Paparan cahaya biru ini juga bisa berdampak bagi mereka yang menggunakan gadget sebelum tidur.

Baca Juga: Anak Kembali ke Sekolah, Peneliti Peringatkan Waspada 7 Gejala Covid-19 Ini

"Selain berdampak pada penglihatan, cahaya biru juga memodulasi berbagai fungsi fisiologis, termasuk suasana hati," kata Dr Huan Zhao dikutip dari The Sun.

Ilustrasi: Begadang, lembur, kerja shift malam. (Shutterstock)
Ilustrasi: Begadang, lembur, kerja shift malam. (Shutterstock)

Saat ini banyak sekali orang yang menjalani kehidupan malam, seperti bekerja di malam hari. Beraktivitas menggunakan gadget di malam hari sebelum tidur.

Terlebih orang yang selalu bekerja shift malam, mereka sepertiga lebih rentan terhadap depresi daripada orang lainnya.

Selain depresi, teknologi yang memancarkan cahaya biru juga dikaitkan dengan kecemasan. Sehingga banyak sekali dampak buruk paparan cahaya biru pada kondisi psikologis.

"Paparan cahaya biru yang berlebihan di malam hari telah dikaitkan dengan risiko lebih besar gejala depresi. Karena itu, kondisi sekarang ini yang mana banyak orang lebih aktif di malam hari cukup meinumbulkan keprihatinan serius," paparnya.

Baca Juga: Studi: Sel Kanker Bisa Sebabkan Peradangan untuk Melindungi Diri dari Virus

Meski begitu, sejumlah ahli menemukan solusi yang tepat untuk menurunkan risiko depresi, terutama pada orang yang harus bekerja shift malam dengan paparan cahaya biru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI