Baik Dikonsumsi Ibu Hamil, Yogurt Turunkan Risiko Autisme pada Bayi

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Selasa, 02 Juni 2020 | 08:30 WIB
Baik Dikonsumsi Ibu Hamil, Yogurt Turunkan Risiko Autisme pada Bayi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini para peneliti telah menemukan bahwa makanan yang mengandung bakteri baik mendukung perkembangan saraf bayi. Bagi ibu hamil yang mengonsumsi yogurt dan makanan fermentasi lainnya cenderung memiliki anak dengan risiko kelainan seperti autisme lebih rendah.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Brain, Behavior and Immunity, menambah bukti yang berkembang tentang efek positif dari bakteri menguntungkan di otak dan sistem saraf pusat.

Dilansir dari Medical Daily, kali ini para peneliti fokus pada bagaimana mikroba pemodulasi kekebalan membantu mencegah peradangan.

Peradangan telah lama dikaitkan dengan autisme. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa stres selama kehamilan dapat menyebabkan peradangan sistemik pada ibu dan janin, yang kemudian mengarah pada gangguan perkembangan.

Baca Juga: Infeksi Paru-Paru, Anak Autis Meninggal Dunia Tanpa Menunjukkan Gejala

Dalam studi terbaru, para peneliti di University of Colorado Boulder mengatakan berkurangnya tingkat peradangan melalui paparan bakteri baik muncul membantu dalam perkembangan janin. Ini menurunkan risiko autisme setelah lahir.

Yogurt stroberi. (Shutterstock)
Yogurt stroberi. (Shutterstock)

Temuan ini berasal dari analisis efek bakteri ramah yang dikenal sebagai Mycobacterium vaccae (M. vaccae). Studi sebelumnya menunjukkan bahwa ia memiliki efek anti-inflamasi yang tahan lama pada otak.

Untuk penelitian tersebut, para peneliti mengekspos tikus pada penyebab stres ringan dan memberi mereka obat yang disebut terbutaline, yang biasanya wanita gunakan untuk menunda persalinan prematur.

Setengah dari subyek hewan juga menerima serangkaian suntikan M. vaccae, sementara kelompok kontrol tidak mendapatkan perawatan selama kehamilan.

Pada dua dan empat bulan setelah kelahiran, peneliti menilai interaksi sosial dan perilaku berulang anak-anak anjing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi dari ibu yang terpapar M. vaccae tidak mengembangkan perilaku seperti autisme, tidak seperti kelompok kontrol.

Baca Juga: Jika Belajar, Anak Autis Bisa Lebih Pintar dari Anak Biasa? Ini Kata Pakar

"Imunisasi dengan M. vaccae tampaknya memberikan beberapa perlindungan terhadap efek negatif dari stresor lingkungan selama pengembangan, khususnya terhadap perilaku seperti Autism Spectrum Disorder (ASD)," Zachariah Smith, penulis studi pertama dan peneliti post-doktoral, mengatakan dalam sebuah pernyataan .

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI