Ahli Sebut Pembuatan Vaksin Covid-19 Bisa Terhambat Akibat Penurunan Kasus

Senin, 01 Juni 2020 | 16:24 WIB
Ahli Sebut Pembuatan Vaksin Covid-19 Bisa Terhambat Akibat Penurunan Kasus
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini belum ada vaksin atau obat yang disetujui untuk melawan virus corona Covid-19. Tapi, hali di seluruh dunia berusaha menemukan vaksin yang tepat untuk melawan virus mematikan tersebut.

Tetapi, hali berpikir bahwa vaksin ini akan sia-sia jika kasus virus corona Covid-19 sudah menurun sebelum obatnya tersedia.

Profesor Jonathan Van-Tam, Wakil Kepala Pejabat Medis, mengumumkan ada 2.445 kasus virus corona Covid-19 baru di Inggris. Namun, ia juga menyoroti bahwa sudah ada penurunan kasus selama beberapa hari terakhir.

"Saya sudah memperhatikan adanya peningkatan kasus dalam beberapa hari terakhir. Tapi, saya juga melihat adanya penurunan kasus virus corona," kata Van-Tam dikutip daru Express.

Baca Juga: Mengatasi Jerawat, Begini Cara Mudah Bikin Masker Minyak Bunga Matahari

Vaksin virus corona Covid-19 Oxford disebut hanya memiliki peluang 50 persen untuk berhasil karena penurunan kasus infeksi virus corona Covid-19 yang cepat.

Karena, penurunan kasus yang cepat ini mungkin tidak ada cukup banyak pasien untuk mencoba vaksin tersebut.

Dr Andrew Ustianowski, konsultan NHS dan Kepala Peneliti Klinis Utama di Rumah Sakit Umum Manchester Utara menjelaskan penyebab tidak akan cukup banyak pasien dengan corona Covud-19 yang menjalani uji coba vaksin baru.

Ilustrasi virus corona Covid-19. [Shutterstock]
Ilustrasi virus corona Covid-19. [Shutterstock]

"Ini adalah masalah untuk studi vaksin fase selanjutnya," kata Andrew.

Dr Andrew Ustianowski menggambarkan bagaimana terapi baru, termasuk vaksin harus menjalani studi atau penelitian secara bertahap.

Baca Juga: Dwi Sasono Konsumsi Ganja, Awas Efeknya pada Vitalitas Pria!

Studi fase pertama, ilmuwan mencari tahu efek samping vaksin pada manusia dan vaksin bisa berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak, seperti membuat tubuh memproduksi antibodi.

Fase berikutnya, Dr Ustianowski menjelaskan serupa karena ilmuwan perlu mencari efek samping vaksin pada manusia, tapi dalam kategori yang lebih besar.

Dalam studi vaksin, orang-orang yang diuji pada tahap ini cenderung menjadi sukarelawan yang sehat sehingga jumlah orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 mungkin tidak akan memengaruhi fase ini.

Namun, fase ketiga akan mempelajari vaksin dengan melibatkan jumlah relawan yang jauh lebih besar. Tujuannya, ilmuwan bisa menilai kemanjuran vaksin dalam mencegah orang terinfksi virus corona Covid-19 atau mengembangkan reaksi parah ketika terinfeksi.

Pada tahap selanjutnya, jumlah orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 dalam populasi sangat penting.

"Sangat sulit untuk melihat perbedaan antara mereka yang mendapatkan vaksin dan tidak jika jumlahnya sangat rendah," kata Dr Andrew Ustianowski.

Karena itu, penurunan kasus virus corona Covid-19 ini mungkin akan menjadi kendala pada uji coba vaksin terakhir.

Pada kasus Covid-19 sendiri, ilmuwan mungkin membutuhkan populasi yang lebih tua dengan virus corona Covid-19. Tetapi, mereka juga memiliki riwayat penyakit kronis, seperti jantung dan diabetes.

Karena, selama tahap awal uji coba vaksin umumnya mengajak sukarelawan yang lebih muda dan sehat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI