Suara.com - ASI merupakan makanan pertama bayi. Disarankan, bayi mendapat ASI ekslusif dari ibunya selama enam bulan tanpa pendamping makanan atau minuman apa pun. Agar bayi mendapat ASI optimal, ibu harus tahu posisi menyusui yang tepat.
Kenapa penting memastikan aliran ASI lancar? Ini karena ASI telah terbukti sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi baik secara fisik juga hubungan kedekatan dengan ibu.
Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Pondok Indah, Yofita Anata, mengatakan paling penting memang posisi menyusui harus nyaman bagi ibu dan bayi. Jangan sampai posisi yang keliru justru membuat bayi kesakitan atau kurang optimal mendapat ASI.
"Paling penting itu posisi dan pelekatan. Kalau posisi, jelas ibu dan bayi harus nyaman, kepala dan badan bayi lurus menghadap badan ibu. Telinga, bahu, panggul, berada dalam satu garis lurus," kata Yofita dalam Webinar perayaan ulangtahun IDAI, Senin (1/6/2020).
Baca Juga: Persiapan New Normal Bagi Ibu Hamil dan Menyusui, Ini Pesan Dokter
Sedangkan pelekatan, lanjutnya, dagu bayi sebaiknya menyentuh payudara, kemudian mulutnya terbuka lebar, dan sebagian besar areola atau bagian hitam payudara, masuk ke mulut bayi.
"Bayi sebaiknya menangkupkan seluruh bagian dari puting dan areola masuk ke mulut. Karena kelenjar yang menghasilkan ASI bukan di puting. Puting hanya saluran keluar. Tapi justru kelenjar payudara yang menghasilkan ASI ada di areola. Jadi kelenjar ini harus diisap oleh bayi. Kalau hanya puting saja, nanti nggak bisa dapat ASI secara optimal," paparnya.
Mengenai berapa kali bayi harusnya menyusui, menurut Yofita, sebenarnya tak ada anjuran khusus. Hanya saja, rata-rata bayi baru lahir akan menyusu 12 kali dalam sehari atau setiap dua jam sekali.
Lama waktu menyusui juga jangan terlalu sebentar atau terlalu lama. Yofita menyarankan sebaiknya menyusui bayi dilakukan selama 15 sampai 30 menit.
Baca Juga: Jangan Takut, Dokter Tegaskan Ibu ODP Covid-19 Boleh Menyusui Bayi