Ada dua jenis ganja. Beberapa di antaranya memberi energi atau efek menenangkan tergantung pada keseimbangan kanabinoid yang berbeda.
Yaitu Cannabidiol (CCB) yang sering disebut memiliki sejumlah manfaat kesehatan dan nonpsikoaktif, artinya tidak menyebabkan diri menjadi mabuk.
Sementara jenis Tetrahydrocannabinol (THC) adalah cannabinoid psikoaktif yang bisa memberikan efek seperti mabuk.
Penelitian pada 2008 menyebutkan penggunaan ganja dengan kadar THC yang lebih tinggi biasanya mengurangi waktu tidur. Biasanya dimanfaatkan orang yang mengalami gangguan stres pasca trauma untuk menghindari mimpi buruk.
Baca Juga: Berpotensi Bikin Patah Hati, 10 Tanda Dia Hanya Pura-Pura Suka Padamu
Jadi teorinya bahwa jika Anda sedikit tidur maka saat sudah mengantuk berat akan tertidur dengan nyenyak.
Keadaan tidur nyenyak dianggap sebagai bagian paling menenangkan dari siklus tidur.
Namun tentu hal itu tidak dianjurkan karena berisiko merusak kekebalan tubuh.
Selain itu memakai ganja dengan kadar THC yang lebih tinggi dapat mengganggu kualitas tidur jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Jelas bahwa ganja mengubah siklus tidur.
Karenanya penggunaan ganja harus digunakan dengan hati-hati.
Baca Juga: Agar Penanganan Covid-19 Berjalan, Pengamat : Jangan Ada Manuver Politik
Terlebih penggunaan ganja sebagai obat masih ilegal di banyak negara, termasuk Indonesia.