Suara.com - Dwi Sasono Rutin Konsumsi Ganja, Benarkah Bikin Ketergantungan?
Aktor Dwi Sasono dikabarkan positif terbukti mengonsumsi ganja. Ia diamankan di rumahnya yang berlokasi di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan pada Selasa, 26 Mei 2020
Dalam keterangannya, ia mengonsumsi ganja untuk mengisi waktu luang dan agar lebih mudah untuk tidur.
Menurut penuturan polisi, suami Widi Mulia itu mengaku konsisten mengonsumsi ganja selama sebulan terakhir.
Baca Juga: Mengatasi Jerawat, Begini Cara Mudah Bikin Masker Minyak Bunga Matahari
Pertanyaannya kemudian, benarkah seorang bisa mengalami kecanduan saat mengonsumsi ganja?
Seperti dilansir dari Drug Abuse, penggunaan ganja dapat menyebabkan pengembangan masalah penggunaan, yang dikenal sebagai gangguan penggunaan ganja.
Hal itu bisa menjadi bentuk kecanduan dalam kasus-kasus parah. Data terbaru menunjukkan bahwa 30 persen dari mereka yang menggunakan ganja mungkin memiliki beberapa tingkat gangguan penggunaan ganja.
Orang-orang yang mulai menggunakan ganja sebelum usia 18 adalah empat sampai tujuh kali lebih mungkin mengembangkan gangguan penggunaan ganja daripada orang dewasa
Gangguan penggunaan ganja sering dikaitkan dengan ketergantungan, di mana seseorang merasakan gejala penarikan saat tidak minum obat.
Baca Juga: Zaskia Gotik Langsung Hamil, Ayah Bahagia Segera Punya Cucu
Orang-orang yang menggunakan ganja sering sering melaporkan lekas marah, suasana hati dan kesulitan tidur, nafsu makan berkurang, mengidam, gelisah, dan atau berbagai bentuk ketidaknyamanan fisik yang memuncak dalam minggu pertama setelah berhenti dan bertahan hingga 2 minggu.
Ketergantungan ganja terjadi ketika otak beradaptasi dengan sejumlah besar obat dengan mengurangi produksi dan sensitivitas terhadap neurotransmiter endocannabinoid.
Gangguan penggunaan ganja menjadi kecanduan ketika orang tersebut tidak dapat berhenti menggunakan obat meskipun itu mengganggu banyak aspek kehidupannya.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa 9 persen orang yang menggunakan ganja akan menjadi tergantung, kondisi itu meningkat menjadi sekitar 17 persen pada mereka yang mulai menggunakan di usia remaja.