Pada tahun 1997, strain baru dari virus yang menyebabkan flu burung kembali muncul, dikenal sebagai H5N1 yang menyebar dari unggas ke manusia. Wabah H5N1 di Hong Kong ini memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi dan membunuh sepertiga populasi manusia.
Beruntungnya, virus itu hanya menular ke 18 orang yang menunjukkan virus itu memiliki tingkat penularan yang cukup lambat. Tetapi, para ahli kesehatan masyarakat khawatir kalau H5N1 akan bermutasi lebih jauh bisa mereplikasikan dirinya lebih cepat.
Sebagian besar H5N1 memengaruhi paru-paru, tetapi juga bisa menginfeksi aliran darah dan merusak organ dalam tubuh. Lalu, diperkirakan virus itu bisa bermutasi menjadi 10 kali lebih mematikan daripada pandemi 1918 dengan tingkat kematian hingga 50 persen.
Greger pun berteori satu-satunya cara untuk menjamin keselamatan semua orang dari wabah flu burung adalah mematikan semua ayam di sunia dan mengisi kembali populasi unggas dari awal secara global.
Baca Juga: Masalah Usus Tingkatkan Risiko Infeksi Virus Corona Covid-19, Ini Alasannya
Dalam hal ini, flu burung apokaliptik salah satu virus yang lebih buruk dari virus corona Covid-19 dan bisa memusnahkan separuh manusia di dunia.