Seorang penjual topi tanpa riwayat perjalanan juga jatuh sakit dan meninggal pada awal Mei, menandakan bahwa transmisi lokal di Maluku telah dimulai.
Selama seminggu terakhir di Provinsi Maluku, tes virus corona positif telah meningkat dua digit setiap hari, dengan pengujian terbatas. Hanya sekitar 600 orang yang telah diuji yang jelas mengaburkan beban kasus yang sebenarnya.
"Kami tidak berharap itu terjadi secepat ini," kata Kasrul Selang, kepala satuan tugas virus corona di Provinsi Maluku yang istrinya dinyatakan positif Covid-19.
“Jika mereka membatasi pergerakan sejak awal, penyakit ini tidak akan menyebar ke hampir seluruh Indonesia,” kata Dr. Rodrigo Limmon, kepala Asosiasi Dokter Indonesia cabang Ambon.
Baca Juga: Valentino Rossi: Saya Tidak Takut Pensiun, Cuma Sedih
Di Maluku, staf medis menggunakan jas hujan plastik karena kurangnya peralatan yang layak. Ambon hanya memiliki 25 ventilator. Rumah Sakit Haulussy, tempat 25 tenaga medis dinyatakan positif terpaksa ditutup.
"Jika mereka sakit atau mati, bagaimana kita akan bertahan hidup?" kata Wiesye Pelupessy, pendiri kelompok masyarakat sipil Ambon yang telah mendistribusikan alat pelindung diri untuk pekerja medis setempat.
Beberapa pejabat berharap bahwa, untuk saat ini virus belum menyebar ke pulau-pulau terjauh di pulau Maluku. Maluku tenggara belum mencatat satu kasus pun.
Indonesia pada dasarnya dihadapkan dengan bom waktu. Jika gagal mengatasi krisis dengan segera, virus ini akan menyebar ke pulau-pulau terpencil di mana dapat membusuk, tidak ditemukan, dan tidak diobati selama bertahun-tahun yang akan datang.
Baca Juga: Pekan Depan, Bakal Ada Kejutan di Kasus Hoaks Video Syur Syahrini