Tanpa Vaksin Covid-19, Herd Immunity Bisa Memakan Korban

Jum'at, 29 Mei 2020 | 15:36 WIB
Tanpa Vaksin Covid-19, Herd Immunity Bisa Memakan Korban
Ilustrasi Herd Immunity. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanpa Vaksin, Herd Immunity Bisa Memakan Korban

Beragam solusi berusaha dicari banyak negara demi menyudahi pandemi virus corona atau Covid-19.

Salah satunya mewacanakan Herd Immunity atau kekebalan kelompok agar virus tidak bisa menginfeksi lebih lanjut.

Herd Immunity bisa didapat dengan cara vaksinasi ataupun alami.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Asal Usul Sejarah Hari Lansia Nasional

Namun, perlu diingat bahwa hingga hingga saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang disepakati internasional untuk digunakan. Artinya herd immunity yang paling mungkin ialah kekebalan tubuh secara alami.

Ilustrasi herd immunity. (Shutterstock)
Tanpa Vaksin, Herd Immunity Bisa Memakan Korban. (Shutterstock)

Lalu bagaimana caranya?

Ketua Umum PB Perhimpunaan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP dalam diskusi online, Jumat (29/5/2020) mengatakan untuk bisa mencapai herd immunity kekebalan didapatkan 70 persen hingga 75 persen dari total populasi yang ada.

"Kalau dihitung harus 70 sampai 75 persen yang imun, baru herd populasi bakal terbentuk.

Kalau proses berlangsung sudah banyak yang imun, virus nggak bisa transmisi kalau lemah," ujar Dr. Sally.

Baca Juga: 20 Tahun Lalu Pria Ini Diramalkan Tawaf Sendirian, Jadi Nyata saat Corona

Nah, untuk melihat jumlah persentase yang tepat membuat herd immunity, kata Dr. Sally harus dilihat dari R zero dari si virus atau penyakit tersebut dari satu orang bisa menulari ke berapa orang.

Demografi tempat virus itu mewabah juga mempengaruhi.

Oleh karena itu, mengapa di setiap negara penularan dari satu orang ke orang lain itu berbeda tingkat kecepatannya.

Hal itu karena dipengaruhi demografi dari tempat tinggal dan tempat beraktifitas si pasien.

"Kalau kembali ke Covid-19, ada hal yang perlu diingatkan R zero-nya 2. Berarti 50 persen ini herd immunity," paparnya.

Hal yang menjadi catatan, ialah ada beberapa orang yang bisa menjadi rentan, yaitu mereka yang lemah kekebalan tubuhnya berisiko tinggi.

Itu artinya mereka tidak akan kuat jika hanya mengandalkan kekebalan tubuh secara alami.

Mereka yang rentan ini bukan hanya terkait umur, yang banyak menjadi korban meninggal dunia karena Covid-19.

Tetapi juga mereka yang memiliki penyakit penyerta komorbid, seperti hipertensi, diabetes, jantung, kanker, hingga penyakit paru kronis.

"Kami dari profesi berpesan kepada memiliki penyakit komorbid untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Ikuti anjuran pemerintah, dan kontrol ketat, jangan lupa kontrol kembali dokter yang merawat," jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Ketua Umum IAKMI Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM mengatakan herd immunity adalah satu hal yang bagus meski tidak direkomendasikan WHO, karena mereka yang rentan bisa menjadi korban.

Sehingga untuk kasus Covid-19, herd immunity bukanlah pilihan, tapi cara yang terbaik adalah upaya untuk menekan, dengan masyarakat tetap menjalankan pola hidup sehat.

"Herd immunity satu hal yang bagus, dengan cara diprogram, karena itu harus divaksinasi. Keadaan virus corona bisa saja liar dan membahayakan, kalau sekedar (herd immunity) tanpa intervensi. Herd immunity bukan pilihan, tapi yang terbaik upaya untuk menekan (virus)," tutup Dr. Ede.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI