Suara.com - Lama tidak terdengar kabar, psinetron cantik Feby Febiola ternyata mengidap kista ovarium. Dalam unggahan Instagramnya, wanita 42 tahun ini mengatakan sedang bersiap menjalani operasi kista ovarium di rumah sakit.
"... Siap-siap buat operasi Kista Ovarium besok. Doakan ya supaya semuanya lancar," tulisnya dalam unggahan Kamis (28/5/2020).
Kista ovarium merupakan kondisi di mana kantung berisi cairan terdapat di dalam atau di permukaan ovarium.
Berdasarkan Hello Sehat, sebagian besar kista yang terdapat di ovarium tidak berbahaya dan akan luruh dengan sendirinya tanpa penanganan medis, seiring dengan bertambahnya usia.
Baca Juga: Peringati Hari Kartini, Waspada Kista Ovarium yang Rentan Dialami Wanita!
Tetapi dalam beberapa kasus, kista dapat mengakibatkan rasa sakit, pendarahan, maupun gejala-gejala lainnya. Kista harus diangkat apabila memiliki diameter lebih dari lima sentimeter.
Di samping gejala, kista ovarium juga dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti:
1. Usia
National Library of Medicine (NLM) AS mencatat, wanita usia pubertas hingga menopause menempati risiko paling tinggi karena mereka masih mengalami menstruasi.
Selama wanita mengalami menstruasi, kista ovarium bisa saja terbentuk. Ini akan tetap aman asalkan kista tersebut dapat hilang dengan sendirinya, tidak membesar, dan menyebabkan gejala.
Baca Juga: Dikira Gemuk, Ternyata Ada 4 Kg Kista Ovarium di Perut Perempuan Ini
2. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Wanita dengan PCOS berisiko lebih tinggi menderita kista ovarium.
PCOS terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur. Akibatnya, terbentuklah kista folikel.
3. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti pada tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, atau rektum.
Terkadang, kantung berisi darah (kista) terbentuk pada jaringan ini. Kista yang terbentuk karena endometriosis disebut dengan endometrioma.
4. Konsumsi obat penyubur kandungan
Umumnya obat ini dikonsumsi untuk membantu wanita berovulasi (melepaskan sel telur). Namun, obat ini dapat memengaruhi keseimbangan hormon.
Jadi, penggunaan obat penyubur kandungan dapat meningkatkan risiko kista ovarium, seringnya dalam jenis kista fungsional.
5. Kemoterapi dengan tamoxifen
Penderita kanker payudara yang pernah menerima kemoterapi dengan tamoxifen berisiko tinggi mengembangkan kista ovarium, dalam jenis kista fungsional.
Kabar baiknya, kista ini dapat hilang setelah pengobatan selesai.