Lebih lanjut, tingkat infeksi Covid-19 yang tinggi dan tuntutan menjaga jarak, membuat pasien sulit mendapat dukungan emosional dari orang terdekat.
Anggota keluarga dilarang mengunjungi pasien Covid-19 yang sakit parah. Bahkan selama pemulihan, mereka juga diminta untuk mengisolasi diri.
"Kita tahu bahwa keterhubungan sosial adalah salah satu hal paling protektif yang dimiliki orang terhadap dampak trauma," kata Dr. Joshua Morganstein, ketua Komite Asosiasi Psikiatri Amerika tentang Dimensi Bencana Psikiatri.
"Ketika tubuh dan pikiran seseorang berusaha merespons dan mengelola infeksi parah, ini bisa membingungkan dan melelahkan. Petugas kesehatan harus meluangkan waktu ketika mereka berbicara untuk mengartikulasikan dengan jelas dan berbicara dengan lembut tetapi terdengar kepada pasien, untuk membantu memastikan pasien memahami apa yang terjadi," paparnya.
Baca Juga: Update Covid-19 Global 29 Mei: Kasus Positif di India Terbanyak Se-Asia
Petugas kesehatan dan anggota keluarga harus mengawasi pemulihan pasien Covid-19 untuk tanda-tanda depresi, kecemasan atau PTSD, kata Shulkin.