Ngeri, Pertama Kali Virus Corona Covid Berisiko Sebabkan Tiroid

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 28 Mei 2020 | 19:25 WIB
Ngeri, Pertama Kali Virus Corona Covid Berisiko Sebabkan Tiroid
Ilustrasi pasien virus corona mengalami gangguan tiroid. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ngeri, Pertama Kali Virus Corona Covid Berisiko Sebabkan Tiroid

Seorang remaja Italia mungkin menjadi kasus pertama yang diketahui terkena infeksi tiroid yang disebabkan oleh virus corona baru. Demikian seperti dilansir Health24.

Sebuah tim peneliti dari Pisa, di Italia utara, mengatakan tiroid wanita berusia 18 tahun itu menjadi sakit dan membesar beberapa minggu setelah dinyatakan positif virus SARS-CoV-2 pada akhir Februari.

Kondisi ini, yang disebut tiroiditis, sembuh sepenuhnya dalam waktu seminggu setelah dia dirawat dengan prednison steroid.

Baca Juga: Dilantik Jadi Dirut TVRI, Iman Brotoseno: Saya Netral dan Tidak Bohong

Kanker tiroid bisa diobati dengan terapi nuklir. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien virus corona mengalami gangguan tiroid. (Shutterstock)

Namun, para peneliti percaya bahwa "dokter harus waspada tentang kemungkinan manifestasi klinis tambahan ini" terkait dengan coronavirus baru, kata pemimpin penelitian Dr Francesco Latrofa, ahli endokrinologi di Rumah Sakit Universitas Pisa, dalam rilis berita dari Endocrine Society.

Dia dan rekan-rekannya menerbitkan temuan pada 21 Mei di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.

"Covid-19 terus menunjukkan kepada kita banyak kejutan," kata pakar tiroid Dr David Hiltzik, direktur operasi kepala dan leher di Rumah Sakit Universitas Staten Island di New York City.

Ia menambahkan bahwa komplikasi itu telah terbukti terwujud dalam begitu banyak sistem organ yang berbeda di seluruh tubuh.

Sehingga tidak mengherankan bahwa tiroid menambah daftar panjang organ lain yang telah terkena penyakit ini.

Baca Juga: Asparagus Bisa Jadi Obat Ejakulasi Dini, Mitos atau Fakta?

"Syukurlah, tiroiditis dapat dengan mudah diobati dan seharusnya tidak menjadi perhatian besar," tambah Hiltzik, yang tidak terlibat dalam penelitian baru.

Dalam kasus wanita Italia, dia pertama kali menjalani tes swab hidung untuk virus corona baru pada 28 Februari karena ayahnya telah dirawat di rumah sakit yang sebelumnya didiagnosis dengan Covid-19.

Tes itu ternyata positif, tetapi dia hanya mengalami gejala pernapasan ringan dan sementara pada awalnya.

Namun, pada 17 Maret dia mengunjungi kembali klinik Pisa dengan demam, jantung berdebar dan sakit leher.

Nyeri leher memburuk dan kelenjar tiroidnya terasa nyeri dan membesar, kata para dokter.

Tes mengkonfirmasi tiroiditis. Pasien diberi prednison, yang meredakan nyeri leher dan demam dalam dua hari. Gejala lain yang tersisa mereda dalam waktu seminggu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI