Suara.com - Tanggal 28 Mei diperingati sebagai Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia. Bagi kebanyakan perempuan, menstruasi jadi hal biasa yang akan terus terjadi setiap bulan. Namun tidak di India.
Menstruasi masih dianggap 'kotor' di India selama beberapa generasi, yang kemudian menjadi alasan para gadis remaja tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan dan sosial.
Bahkan menurut Survei Kesehatan Keluarga Nasional di Indonesia pada 2015, hampir 23 persen anak perempuan menyebutkan menstruasi sebagai alasan utama putus sekolah. Berbagai program telah diluncurkan untuk menyebarkan kesadaran, tetapi banyak yang enggan membicarakan menstruasi secara terbuka.
Tapi tidak bagi remaja berusia 16 tahun di Hardoi, Uttar Pradesh, India, Shikoh Zaidi. Ia berusaha untuk memecahkan mitos tentang menstruasi.
Baca Juga: Aman Enggak Sih Berenang Saat Sedang Menstruasi? Ini Faktanya
Zaidi mulai mendidik para remaja perempuan di desanya Kuvarpur Bhager tentang cara menjaga kebersihan tubuh, melalui video dan slogan. Zaidi menyadari luasnya masalah mengenai kebersihan menstruasi itu ketika dia menemukan temannya yang mengalami ruam karena menggunakan kain saat menstruasi, namun takut untuk berobat ke dokter.
“Ibu dan saudara perempuan saya juga menggunakan kain. Hanya ketika kakak perempuan saya pindah ke kota untuk pendidikan tinggi, mereka menyadari bahwa pembalut wanita itu higienis. Sebelum itu, tidak ada diskusi tentang ini di rumah. Sayangnya, di desa saya, mayoritas wanita menggunakan kain katun tua di atas pembalut," kata Zaidi dikutip dari Indian Express.
Zaidi memang besar dikeluarga akademisi. Sejak usia 10 tahun, dia meninggalkan desanya untuk mendapatkan izin masuk di sekolah perumahan VidyaGyan.
"Ketika saya di kelas 9, kami belajar tentang organ reproduksi. Ada diskusi yang sehat di kelas. Tetapi di desa, teman-teman saya tidak suka membicarakannya,” tuturnya.
Saat membaca buku Deepa Narayan, Chup: Breaking the Silence, dia menjadi sadar akan masalah yang dihadapi oleh wanita, terutama selama menstruasi. Dia merasa perlu mendidik penduduk desa tentang pentingnya menjaga kebersihan menstruasi.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Siklus Menstruasi Berantakan, Mengapa?
Zaidi memulai kampanye kesadaran tentang menstruasi melalui bantuan video animasi dari Youtube untuk mendidik anak perempuan tentang pubertas. Kampanye itu sekaligus bagian dari tugas liburan musim panas sekolahnya. Tetapi Zaidi mendapat tentangan dari ibunya.