Peneliti Ungkap Sebab Hipertensi yang Tidak Banyak Diketahui, Apa Itu?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 28 Mei 2020 | 15:14 WIB
Peneliti Ungkap Sebab Hipertensi yang Tidak Banyak Diketahui, Apa Itu?
Ilustrasi periksa tekanan darah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diidap oleh masyarakat Indonesia.

Gaya hidup dan pola makan diketahui menjadi faktor risikonya. Tapi tahukah Anda kelenjar adrenal yang memicu adrenalin juga berpengaruh pada tekanan darah?

Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa kelebihan aldosteron, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenalin adalah alasan umum dan namun tidak diketahui yang berkontribusi untuk tekanan darah tinggi.

Hormon aldosteron bertanggung jawab untuk konservasi natrium di ginjal, kelenjar ludah, kelenjar keringat dan usus besar.

Baca Juga: Tetap Keren Meski Gemuk, Fashion Blogger Ini Tiru Gaya Modis Para Selebriti

Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah, hipertensi jas putih. (Shutterstock)
Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah, hipertensi jas putih. (Shutterstock)

Kelebihan produksinya menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular dan kondisi ini disebut aldosteronisme.

Sebuah studi cross-sectional yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine menunjukkan bahwa hormon aldosteron adalah penyebab hipertensi yang umum dan tidak diakui.

Untuk memahami dampak hormon aldosteron pada tekanan darah, para peneliti dari empat pusat medis akademik (termasuk Rumah Sakit Brigham dan Wanita, Universitas Alabama, Universitas Virginia, dan Universitas Utah di AS) mempelajari berbagai pasien.

Ini termasuk pasien dengan normotensi (tekanan darah yang berada dalam kisaran normal), hipertensi tahap 1, hipertensi tahap 2, dan hipertensi resisten untuk memeriksa keberadaan produksi aldosteron berlebih dan kondisi primer aldosteronisme.

Para peneliti menyatakan: "Aldosteronisme primer secara tradisional dianggap sebagai penyebab hipertensi yang tidak biasa.

Baca Juga: Tarik Wisatawan Usai Pandemi, 4 Negara Ini Tawarkan Diskon Besar-besaran

Namun, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa itu jauh lebih umum daripada yang diketahui sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI