Suara.com - Studi Terbaru Ungkap Virus Corona Covid-19 Bisa Ciderai Plasenta Ibu Hamil
Sebuah studi yang dilaksanakan Northwestern University menemukan adanya aliran darah abnormal di plasenta pada perempuan yang terinfeksi virus corona cukup parah dan dapat mengakibatkan gangguan pada kehamilan.
Studi ini menunjukkan bukti bahwa virus tersebut bisa menyebabkan cidera pada plasenta.
Peneliti mengkaji plasenta dari 16 ibu hamil yang melahirkan pada waktu antara 18 Maret hingga 5 Mei, demikian dilaporkan Fox News.
Baca Juga: 1,8 Juta Warga Lolos Mudik, Pemprov DKI: Harus Diantisipasi Tidak Balik
Meski salah satu kehamilan berujung keguguran di trimester kedua, kelima belas ibu hamil lainnya melahirkan bayinya dengan sehat dan bebas virus.
Banyak yang menyebut bahwa ibu hamil dapat menularkan virus corona, meskipun begitu masih sangat jarang bayi juga positif tertular.
"Kebanyakan bayi ini lahir sembilan bulan penuh, sehingga tak menduga akan menemukan ada yang salah pada plasentanya, namun virus ini rupanya memicu sejumlah cidera pada plasenta," jelas penulis senior Dr Jeffrey Goldstein, asisten profesor patologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine.
Ia melanjutkan, hal tersebut tidak memicu hasil negatif pada bayi yang lahir menurut data terbatas mereka, namun justru memvalidasi pemikiran bahwa perempuan pengidap Covid-19 harus dimonitor lebih ketat.
Dr Goldstein mengatakan penemuan ini mendukung temuan terkait penggumpalan darah pada pengidap virus corona dan hal tersebut terjadi di plasenta.
Secara umum, penggumpalan darah diketahui dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, dan penyumbatan serius di kaki dan paru-paru.
Baca Juga: 6 Kegiatan Sebelum Melamar Kerja yang Bisa Kamu Lakukan Selama Pandemi
Di tengah krisis virus corona, para dokter menyadari adanya fenomena penggumpalan darah yang mengganggu, yang terjadi lebih sering pada pasien yang memiliki virus tersebut.
Fenomena tersebut juga ditemukan pada pasien virus corona yang lebih muda dan bisa berujung stroke atau bahkan kematian mendadak.
Sehingga, dengan risiko komplikasi kesehatan yang sangat serius, para peneliti menyarankan untuk meningkatkan tinjauan pada ibu hamil pengidap Covid-19.