Suara.com - Angka penderita Covid-19 masih terus merangkak naik. Sejumlah upaya masih terus dilakukan untuk menekan laju pertambahan kasus positif Covid-19 ini, mulai dari physical distancing hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
Sebuah studi yang dilakukan Lifepal menyimpulkan bahwa mengurangi mobilitas masyarakat lebih dari 70 persen terbukti ampuh menurunkan laju penyebaran Covid-19 di berbagai negara dunia.
Dikutip dari Antara, berdasarkan data dari riset marketplace asuransi kesehatan tersebut, kebijakan PSBB yang dilakukan di Indonesia hanya sekitar 40 persen mampu menekan mobilitas masyarakat.
Penurunan mobilitas ini tentunya diharapkan akan menurunkan penambahan kasus positif Covid-19. Namun, faktanya belum terlihat adanya tren penurunan pada grafik kurva jumlah kasus positif Covid-19 harian.
Baca Juga: Mulai 2 Juni, Tempat Wisata di Garut Mulai Buka
Misalnya saja, pada 20 Mei, di mana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan adanya tambahan sebanyak 693 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Angka tersebut tidak lebih sedikit dari angka yang dicatat tepat sebulan sebelumnya, pada 20 April, di mana ditemukan 185 kasus terkonfirmasi positif. Artinya, alih-alih turun, tren yang ditunjukkan justru cenderung naik.
Fakta menarik bisa dilihat dari sejumlah negara di Eropa yang memberlakukan pembatasan sosial dalam bentuk kebijakan lockdown. Spanyol, Italia, dan Prancis sukses menekan mobilitas masyarakat hingga lebih dari 70 persen.
Contohnya saja seperti di Italia, di mana pada tanggal 19 Mei hanya ada penambahan 451 kasus baru. Angka ini jauh menurun dari penambahan kasus sebulan sebelumnya, pada tanggal 19 April, yang tercatat sebanyak 3.491 kasus baru.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang penurunan mobilitasnya belum mampu menurunkan tren penambahan jumlah kasus harian. Amerika Serikat, misalnya, hanya mencatat penurunan mobilitas sebanyak 36 persen. Kurva penambahan kasus harian di Negara Paman Sam pun cenderung naik turun, belum menunjukkan tren penurunan yang signifikan.
Baca Juga: 9 Pedoman BPOM Berjualan Kue Tradisional di Masa Pandemi Covid-19
Hal yang serupa juga ditunjukkan pada kurva kasus harian di Inggris, Swedia, dan Kanada. Penurunan mobilitas masyarakat yang hanya di level 20 persen hingga 50 persen tidak mampu menurunkan penambahan jumlah kasus yang berarti.
Jika ingin menekan penyebaran Covid-19, yang kemudian menurunkan jumlah kasus positif harian, tampaknya Indonesia harus belajar dari Spanyol, Italia, dan Prancis.
Pelonggaran, seperti di Italia, dilakukan secara bertahap. Mulai 4 Mei lalu, pemerintah memperbolehkan masyarakat berkunjung ke rumah kerabat mereka di satu daerah, mengizinkan kafe dan restoran untuk memberikan layanan take away.
Namun, semua harus dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, seperti memakai masker dan menerapkan physical distancing.
Tahap dua, mulai 18 Mei, peribadatan mulai diperbolehkan dilakukan di rumah ibadah, tetap dengan protokol kesehatan ketat. Dan jika semua berjalan lancar, pembukaan pusat kebugaran dan kolam renang akan dilakukan pada 25 Mei.