WHO: Dunia Masih di Tengah Gelombang Pertama Wabah Virus Corona!

Rabu, 27 Mei 2020 | 19:30 WIB
WHO: Dunia Masih di Tengah Gelombang Pertama Wabah Virus Corona!
Ilustrasi pandemi virus corona (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa dunia masih berada di tengah-tengah wabah virus corona Covid-19.

"Kita berada tepat di tengah gelombang pertama secara global. Kita masih dalam fase di mana penyakit ini sebenarnya sedang dalam 'perjalanan'," kata Dr Mike Ryan, dikutip dari VOA.

Ryan mengatakan, kasus meningkat di Amerika Selatan, Asia Selatan dan di wilayah lain.

"Penyakit ini dapat melonjak kapan saja," kata Ryan, memperingatkan Amerika Utara, Eropa, Asia Tenggara dan wilayah lain untuk tidak mengendurkan tindakan pengendalian virus corona terlalu cepat.

Baca Juga: Wabah Virus Corona Ikut Menguak Bobroknya Sistem Kapitalisme

Dr Ryan, yang mengepalai program kedaruratan WHO, mengeluarkan peringatan tersebut bahkan sebelum gelombang kedua, memicu kekhawatiran orang-orang yang menentang pembukaan kembali secara cepat di seluruh dunia.

Rapid test virus corona. (Antara)
Rapid test virus corona. (Antara)

Ia berbicara hal ini pada Senin (25/5/2020) lalu saat banyak masyarakat AS mulai memadati tempat wisata, seperti pantai dan taman.

Tak jauh berbeda, India sedang berjuang dengan lonjakan kasus virus corona. Meski demikian, negara ini sudah mengizinkan penerbangan domestik setelah ditangguhkan selama dua bulan.

Di sisi lain, Brasil telah menyalip Spanyol sebagai negara dengan kasus terbanyak. Diketahui lebih 394.000 kasus di negara tersebut, menurut statistik Universitas Johns Hopkins.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah berbulan-bulan meremehkan keseriusan wabah virus corona ini, mendesak perusaahaan untuk buka kembali dan menolak adanya rekomendasi jarak sosial.

Baca Juga: WHO: Wabah Virus Corona Masih Jauh dari Kata Berakhir

Bolsonaro membandingkan virus corona dengan flu biasa dan mengatakan ekonomi yang hancur akan lebih membunuh banyak orang daripada penyakit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI