Suara.com - Sebuah studi baru menemukan urutan gen yang hampir lengkap dan tertua dari jenis human immunodeficiency virus (HIV) dalam sampel jaringan dari Republik Demokratik Kongo (DRC).
Sampel jaringan ini telah diambil dan diawetkan pada 1966, membuat urutan HIV menjadi 10 tahun lebih tua dari genom sebelumnya, berasal dari sampel darah yang diambil pada 1976 di DRC.
Urutan gen seperti ini membantu menemukan waktu mutasi genetik pada virus. Mutasi-mutasi itu, pada akhirnya, akan membantu ilmuwan melacak penyebaran virus dan waktu ketika penularan HIV terjadi pada manusia.
Menurut rekan penulis studi dan peneliti postdoctoral dalam bidang virologi evolusioner dan komputasi di Universitas Katolik Leuven (KU Leuven) di Belgia, penemuan urutan gen baru ini sangat sesuai dengan pemahaman peneliti sebelumnya tentang waktu kemunculan HIV.
Baca Juga: Peneliti: Mutasi Virus Corona, Tidak Meningkatkan Kemampuan Menginfeksi
"Ini bagus untuk diketahui, karena itu berati bahwa model evolusi kita yang selalu kita terapkan pada urutan virus berfungsi dengan baik," katanya, dikutip dari Live Science.
Studi ini dipimpin oleh ahli biologi evolusi University of Arizona Michael Worobey, bersama dengan rekan-rekannya dari Belgia, Amerika Serikat dan DRC.
Mereka menganalisis 1.645 spesimen biopsi yang dikumpulkan di Afrika Tengah antara 1958 dan 1966 untuk keperluan mendiagnosis kondisi medis.
Menggunakan metode PCR yang sangat sensitif, peneliti mencari petunjuk genom HIV. Mereka hanya menemukan satu, urutan dalam biopsi kelemjar getah bening dari seorang pria berusia 38 tahun.
Munculnya virus
Baca Juga: Pakar: Mutasi Covid-19 Sangat Cepat, Sulitkan Pembuatan Vaksin
Berdasarkan sekuensing genetik dari sampel virus, HIV pertama kali ditemukan pada manusia di Afrika Tengah sekitar awal 1900-an, menular dari simpanse.
Ada beberapa jenis virus, tetapi yang menyebabkan 95% kasus di seluruh dunia adalah subkelompok HIV-1 M. Lebih dari 32 juta orang meninggal karena AIDS, penyakit yang disebabkan HIV, sejak pandemi dimulai.