Suara.com - Mengupil mungkin terdengar sebagai kebiasaan yang menjijikan dan jorok, tetapi banyak orang tanpa sadar melakukannya berulang kali.
Biasanya orang akan mengupil ketika merasa ada sesuatu yang menyumbat, gatal dan aneh di dalam hidungnya. Beberapa orang mungkin melakukannya dengan menggunakan tisu, tapi ada pula yang tidak.
Sebenarnya upil terbentuk ketika lendir, silia, rambut-rambut kecil yang melapisi lubang hidung, menjebak debu, kotoran, kuman dan serbuk sari yang masuk ke rongga hidung.
Saat upil menumpuk di hidung, tentu itu membuat ketidaknyamanan dan mencoba meniupnya keluar mungkin tidak akan berhasil.
Baca Juga: Melihat Risiko Tertular Virus Corona Covid-19 dari Berbicara
Namun, keseringan mengupil juga bukan kebiasaan yang baik. Irvin Sulapas, asisten profesor kedokteran olahraga di Departemen Family & Community Medicine di Baylor College of Medicine di Houston, Texas mengatakan mengupil bisa menyebabkan lecet dan pendarahan di dalam lubang hidung.
Luka itu mungkin tidak terlalu parah, tetapi kuman dari tangan yang masuk ke saluran hidung bisa menyebabkan infeksi pernapasan.
"Ada banyak bakteri di kuku. Saat Anda mengupil, beberapa bakteri itu bisa berpindah ke lubang hidung dan meningkatkan risiko infeksi," katanya dikutip dari The Healthy.
Hal ini sama seperti ketika Anda mencoba menggigit kuku, maka risiko infeksi akan lebih tinggi ketika bakteri atau kuman di tangan masuk ke dalam mulut.
Karena itulah, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan seseorang tidak menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci.
Baca Juga: Diet Turunkan Risiko Terkena Covid-19?
Dalam kasus yang lebih buruk, mengupil bisa merobek lubang hidung, jaringan tulang rawan yang memisahkan lubang hidung.
Terlebih anak-anak yang suka mengupil tanpa memperhatikan kebersihan tangan. Cara ini bisa menempatkan mereka pada risiko besar mengalami iritasi dan pendarahan karena ada 5 arteri yang mengarah ke depan hidung.