Takut Jalani New Normal di Masa Pandemi Covid-19? Yuk Intip 4 Tips Ini

Selasa, 26 Mei 2020 | 19:25 WIB
Takut Jalani New Normal di Masa Pandemi Covid-19? Yuk Intip 4 Tips Ini
Ilustrasi New Normal. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Takut Jalani New Normal di Masa Pandemi? Yuk Intip 4 Tips Ini

Pemerintah telah meminta masyarakat untuk berdamai dengan Covid-19 dan menjalankan hidup new normal.

Presiden Joko Widodo sudah melakukan kunjungan ke berbagai tempat publik untuk memeriksa kesiapan New Normal di Indonesia.

Dalam kondisi new normal, masyarakat diharapkan bisa kembali beraktivitas dan berdampingan dengan pandemi virus corona atau Covid-19.

Baca Juga: Tak Peduli Rekomendasi WHO, Brasil Tetap Gunakan Hidroksiklorokuin

Tentu tidak mudah menjalani hal itu. Terlebih angka pasien positif Covid-19 di Indonesia belum turun secara berarti.

Tidak sedikit yang takut saat diminta kembali keluar rumah, padahal pandemi masih berlangsung.

Oleh sebab itu, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Leonardi Goenawan, Sp. KJ menyarankan agar kita melakukan beberapa hal berikut, untuk bisa menerima keadaan new normal :

Ilustrasi konsep new normal (Shutterstock)
Ilustrasi konsep new normal (Shutterstock)

1. Jeda dari Menonton dan Membaca Berita

Hal ini karena ketakutan yang berlebihan bisa membuat panik. Meski demikian tetap dengar imbauan protokol kesehatan yang diberikan Kementerian Kesehatan RI serta lembaga terkait.

Baca Juga: Studi: Cukup Tidur Kunci Utama Cegah Kegemukan dan Obesitas

"Berikan diri Anda istirahat dari menonton, membaca, atau mendengarkan berita, termasuk media sosial. Mendengar info pandemi berulang kali bisa membuat hanyut dalam kekhawatiran yang berlebihan," jelasnya dari rilis yang diterima suara.com beberapa waktu lalu.

2. Memelihara Kesehatan

Untuk bisa beradaptasi dengen new normal dan agar kuat melawan virus, pastikan daya tahan tubuh tetap kuat dan terjaga, dengan olahraga intensitas ringan hingga sedang.

"Seperti latihan napas, stretching, yoga, atau meditasi. Makan makanan yang sehat dan berimbang dan berolahraga secara teratur juga tidur dengan waktu yang cukup. Hindari penggunaan alkohol, rokok, dan obat-obatan yang tidak perlu," terang dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya itu.

3. Berikan Waktu Untuk Santai

Lakukan beberapa aktivitas lain yang Anda sukai. Berbagai penelitian memperlihatkan hubungan resiprokal (terbalik) antara stres dan aktivitas fisik.

Semakin rutin beraktivitas fisik maka semakin rendah tingkat stres yang miliki.

Ilustrasi bersantai. (Shutterstock)

Selain itu, aktivitas fisik dan olahraga terbukti penting dalam manajemen stres yang efektif, karena dapat menurunkan kadar hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dalam tubuh.

"Pada saat yang sama aktivitas fisik menstimulasi produksi endorfin, yaitu bahan kimia yang diproduksi oleh otak dan berfungsi sebagai pereda rasa sakit. Endorfin juga dapat menghasilkan perasaan relaks dan optimisme ketika Anda berolahraga rutin," terangnya.

4. Tetap Berkomunikasi dengan Orang Lain

Berbicaralah dengan orang yang dipercayai tentang perasaan dan kekhawatiran yang dirasakan.

Dengan bercerita pada orang lain, maka akan meringankan separuh dari beban yang dirasakan.

Setelah mampu menerima dengan keadaan new normal dan bisa bersantai.

Selanjutnya penting untuk kembali produktif dan melakukan kegiatan menyenangkan untuk dijalani. Caranya sebagai berikut:

  • Menjaga kesehatan fisik dan mental seoptimal mungkin.
  • Sikap menerima tanpa syarat dan realistis.
  • Memelihara optimisme dan menyadari sepenuhnya -bahwa hidup itu dinamis.
  • Jangan pernah berhenti untuk belajar sesuatu yang baru.
  • Melihat ke belakang hanya sebagai referensi dan belajar dari kesalahan di masa lalu.
  • Fokus pada progress bukan pada kesempurnaan.
  • Langkah kecil selalu lebih baik dari tidak melangkah.

"Apabila Anda memerlukan pertolongan dari tenaga profesional untuk menjalani masa pandemi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikolog," tutup dr. Leo.

Bagaimana, sudah siap kembali beraktivitas dengan New Normal?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI