Pada tahap ini seseorang akan merasa kelelahan secara mental karena merasa tidak adanya kepastian, kehilangan kendali, dan terhentinya sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Lalu kualitas hidup akan menurun, karena semua rencana yang semula mudah kini hanya angan-angan belaka.
"Kehidupan berjalan lambat, penuh kejenuhan, dan kekhawatiran. Situasi kecemasan ini dapat meningkatkan konsumsi rokok, alkohol, dan penyalahgunaan obat yang mungkin pada awalnya dimaksudkan untuk meringankan beban pikiran," paparnya.
3. Tahap Penerimaan
Baca Juga: Orang Tua Ajak Anaknya Berburu Mainan di Pasar Gembrong saat Covid-19
Setelah berhasil melewati rasa cemas serta kebingungan, maka akhirnya timbul sikap penerimaan tanpa syarat terhadap kondisi yang ada, dengan diikuti oleh berbagai perubahan dalam pola hidup dan kebiasaan.
"Kemampuan adaptasi seseorang membuatnya mampu untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru, dan memandang kehidupan dengan cara yang lebih realistis terhadap situasi yang sebelumnya dianggap sebagai disrupsi pada semua aspek kehidupannya," paparnya.
Tahap penerimaan itu bisa dilihat terlihat dari terbentuknya gaya hidup stay at home, belanja online, kembali pada hidup tradisional untuk jaga kesehatan, pengobatan online (telemedicine), generasi zoom atau bertemu secara online, hingga lahirnya senasib dan sepenanggungan.
Jadi sudah siap dengen kehidupan new normal di kemudian hari?
Baca Juga: Gaya Rambut Ini Nyeleneh Banget, Warganet: Efek Makan Mi Instan Terus?