Lebih Banyak Mudarat, WHO Tangguhkan Uji Coba Hydroxychloroquine

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 26 Mei 2020 | 18:15 WIB
Lebih Banyak Mudarat, WHO Tangguhkan Uji Coba Hydroxychloroquine
Ilustrasi Hydroxychloroquine. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lebih Banyak Mudarat, WHO Tangguhkan Uji Coba Hydroxychloroquine

Organisasi Kesehatan Dunia sementara ini menghentikan uji klinis hydroxychloroquine untuk mengobati pasien Covid-19.

Hal itu didasari kekhawatiran bahwa obat itu mungkin lebih membawa mudarat atau berbahaya daripada membawa manfaat. Demikian seperti dilansir dari NPR.

Langkah ini dilakukan setelah jurnal medis The Lancet melaporkan pada hari Jumat bahwa pasien yang mendapatkan hydroxychloroquine lebih banyak yang meninggal daripada pasien coronavirus lainnya.

Baca Juga: Sering Dianggap Sepele, Kapan Sakit Kepala Harus Ke Dokter?

Ilustrasi Hydroxychloroquine.[AFP/NARINDER NANU]
Ilustrasi Hydroxychloroquine.[AFP/NARINDER NANU]

WHO memiliki 3.500 pasien dari 17 negara yang terdaftar dalam apa yang disebutnya Uji Solidaritas.

Ini adalah upaya yang diawasi oleh WHO untuk menemukan pengobatan baru untuk Covid-19.

Para pasien dalam percobaan telah secara acak untuk dirawat dengan hydroxychloroquine yang merupakan obat malaria umum, atau 3 obat eksperimental lain untuk mengobati Covid-19 dalam berbagai kombinasi.

Namun, hanya hydroxychloroquine yang dihentikan uji cobanya.

"Tinjauan ini akan mempertimbangkan data yang dikumpulkan sejauh ini dalam Uji Solidaritas dan khususnya data acak yang tersedia untuk secara memadai mengevaluasi potensi manfaat dan bahaya dari obat ini (hydroxycholoroquine)," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers online dari Jenewa pada hari Senin.

Baca Juga: Gawat! 174 Orang Mati dalam Sehari karena Virus Corona di Rusia

Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan peninjauan tersebut dipicu oleh artikel di The Lancet, yang bukan uji coba kontrol secara acak tetapi masih besar.

"Meski itu masih berupa pelaporan data pengamatan, itu berasal dari beberapa pendaftar dan cukup banyak pasien, 96.000 pasien."kata Swaminathan,

Dia mengatakan WHO belum melihat data yang menunjukkan masalah dengan hydroxychloroquine dalam penelitiannya sendiri tetapi artikel Lancet menimbulkan pertanyaan di antara banyak peneliti yang terlibat dalam uji coba WHO.

"Komite pengarah bertemu selama akhir pekan, dalam ketidakpastian ini. Kami memutuskan bahwa kami harus proaktif, berhati-hati terhadap dan menangguhkan pendaftaran sementara hydroxychloroquine (dari persidangan Solidaritas),"Swaminathan,

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI