Ilmuwan Inggris Kembangkan Inhaler Khusus Covid-19, Ini Fungsinya!

Selasa, 26 Mei 2020 | 14:02 WIB
Ilmuwan Inggris Kembangkan Inhaler Khusus Covid-19, Ini Fungsinya!
inhaler (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan Inggris telah mengembangkan inhaler khusus virus corona Covid-19 yang bisa membantu meringankan gejala awal.

Para peneliti dari University of Southampton telah mengirim 120 inhaler ke pasien corona Covid-19 untuk diuji mulai hari ini.

Teknologi baru yang menjajikan ini menggunakan obat eksperimental yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Obat ini mengandung protein bernama interferon beta yang diproduksi oleh tubuh setiap kali terkena virus.

Obat ini sudah pernah digunakan dalam pengobatan multiple sclerosis dan telah menunjukkan hasil positif dalam mengurangi gejala virus corona Covid-19 dalam uji coba di Hong Kong yang mengombinasikan dengan obat lain.

Baca Juga: Dilihat di Bawah Mikroskop, Ternyata Ini Penyebab Darah Haid Bau Amis

Saat obat ini dihirup, obat akan masuk langsung ke paru-paru dan membantu menekan efek virus. Para ilmuwan berharap ini bisa mencegah pasien memasuki fase mematikan akibat gejala serius yang biasanya terjadi di hari kesepuluh sejak munculnya gejala.

Steroid inhaler (Freepik)
Ilustrasi inhaler (Freepik)

Jika percobaa ini berhasil, perusahaan yang berbasis di Southampton Synairgen berharap bisa meluncurkan jutaan dosis pada akhir tahun ini. Sehingga langkah ini bisa membantu tim medis dalam melawan pandemi virus.

Sementara itu, tim yang membuat inhaler akan segera menyelesaikan uji coba di rumah sakit yang melibatkan 100 pasien dan hasilnya akan diterbitkan pada bulan Juli 2020.

"Kami membutuhkan pengobatan untuk virus corona Covid-19 yang diberikan kepada pasien pada awal gejala untuk mencegah gejala lebih parah," kata pemimpin studi Nick Francis dikutip dari The Sun.

Para pasien corona Covud-19 dengan kondisi serius biasanya juga mengalami gejala parah, seperti masalah pernapasan dan pneumonia pada minggu kedua setelah tertular virus.

Baca Juga: 10 Cara Tingkatkan Keterampilan Manajemen Waktu dan Produktivitas

Richard Marsden, kepala Synairgen menambahkan inhaler ini diharapkan bisa mencegah pasien mengalami kondisi serius pada fase tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI