Suara.com - Merokok sudah diketahui dapat merusak kesehatan paru-paru. Bahkan beberapa ahli berpendapat jika merokok bisa meningkatkan risiko seseorang terinfeksi Covid-19.
Tapi sebuah temuan unik menyatakan bahwa ternyata nikotin yang masuk ke tubuh bisa mengikat virus dan melindungi perokok dari Covid-19. Hal ini lantaran peran penting reseptor ACE2 sebagai pintu masuk virus menginfeksi sel sehat manusia.
Diwartakan laman Dailymail, Selasa (26/5/2020), penelitian ini diterbitkan New England Journal of Medicine pada Maret lalu. Studi dilakukan terhadap 1.000 pasien Covid-19 di China dan mengungkap 12,6 persen dari mereka adalah perokok. Di Prancis juga, dari 11.000 pasien Covid-19 ditemukan 8,5 persen mereka adalah perokok.
Temuan ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh Profesor Florence Tubach, kepala kesehatan masyarakat di rumah sakit Pitié-Salpêtrière di Paris. Ia mengatakan bahwa perokok yang terinfeksi Covid-19 ternyata punya risiko 5 kali lebih kecil untuk mengembangkan penyakitnya dibanding bukan perokok.
Baca Juga: Benarkah Nikotin Bisa Tangkal Virus Corona, Peneliti Ungkap Fakta
Bahkan menurutnya, perokok berisiko 4 kali lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit karena Covid-19, dibanding mereka yang bukan perokok.
Meninjau lebih jauh, akhirnya dilakukan rencana percobaan untuk melihat kemampuan patch nikotin mencegah infeksi Covid-19.
Hasilnya, walaupun perokok memiliki pintu masuk atau reseptor ACE2 untuk terinfeksi Covid-19 lebih besar, namun teori menyebutkan bahwa nikotin bisa mengikat virus corona sehingga mencegah virus menginfeksi sel sehat lebih lanjut.
Pada penelitian lain, juga ditemukan perokok yang terinfeksi Covid-19 dan dirawat di rumah sakit cenderung lebih bertahan. Beberapa dokter telah menunjukkan karena rokok mereka kembali keluar dari rumah sakit.
Akibat temuan ini, pemerintah Paris terburu-buru membeli patch nikotin dan permen karet yang mengandung nikotin. Bahkan pemerintah membatasi penjualannya.
Baca Juga: Eksperimen Uji Kemampuan Nikotin Lawan Covid-19 Digelar Bulan Depan
Tapi asisten peneliti Profesor Bertrand Dautzenberg memperingatkan bukan berarti nikotin bisa sembarang digunakan buat mereka yang bukan perokok, itu adalah ide yang tidak baik.
"Seorang perokok dapat dengan mudah mentolerir dosis nikotin seratus kali lebih tinggi daripada dosis yang akan membuat seseorang yang tidak pernah merokok merasa sakit terus-menerus," kata Profesor Bertrand.
Juga harus ditekankan, catatannya adalah sebagian besar ahli percaya bahwa efek mematikan dari merokok akan lebih besar daripada manfaat dari nikotin. Meskipun penelitian mungkin menemukan bahwa patch nikotin saja bisa bermanfaat.