Suara.com - Usai Pandemi Covid-19, Amankah Jabat Tangan?
Pandemi virus corona atau Covid-19 memaksa kita untuk selalu jaga jarak untuk mengurangi risiko penularan.
Salah satu yang dianjurkan ialah dengan menghindari jabat tangan yang berisiko mempermudah penularan.
Tapi, bagaimana setelah pandemi Covid-19 selesai? Masih bisakah kita untuk berjabat tangan?
Baca Juga: Perut Buncit Setelah Lebaran, Coba 10 Trik Berpakaian Berikut
"Tangan adalah kendaraan untuk menyebarkan infeksi,Saya bersin di tangan saya, saya kemudian menyentuh kenop pintu, Anda menyentuh kenop pintu dan kemudian Anda menyentuh wajah Anda, dan boom - infeksi telah menyebar, bahkan jika kita belum pernah bertemu," kata Colin Furness di Sekolah Kesehatan Masyarakat Dalla Lana seperti dilansir dari Global News.
Jabat tangan membuat virus tersebut untuk menyebar lebih cepat. Bahkan tanpa perantara tambahan.
Dalam konteks tersebut, kekhawatirannya bukan hanya menyebarkan Covid-19, berjabat tangan membantu dalam menyebarkan influenza, flu biasa dan sejumlah virus lainnya.
“Kami banyak menggunakan tangan. Orang sering bersin dan batuk ke tangan mereka. Aku bukan germaphobe, tapi perilaku itu membuatku meringis, dan itu membuatku meringis jauh sebelum Covid-19," kata Furness.
Jabat tangan sangat penting dalam lingkungan bisnis, kata Eddy Ng, profesor manajemen di Universitas Bucknell di Pennsylvania.
Baca Juga: Anya Geraldine Punya Adik Tak Kalah Ganteng dari Artis, Ini 4 Potretnya!
"Ketika kita bertemu seseorang untuk pertama kalinya, kita menilai orang itu dengan siapa yang mengulurkan tangan pertama kali, apakah ada keterlambatan dalam merespons, seberapa kuat cengkeramannya, telapak tangan naik (atau) turun, satu atau dua tangan," Ng kata.