Cerita Pasien Corona, Merasa Dunia Runtuh dan Sempat Menolak Dijemput ke RS

Risna Halidi Suara.Com
Senin, 25 Mei 2020 | 20:00 WIB
Cerita Pasien Corona, Merasa Dunia Runtuh dan Sempat Menolak Dijemput ke RS
Ilustrasi Pasien Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cerita Pasien Covid-19, Merasa Dunia Runtuh dan Sempat Menolak Dijemput ke RS

Bambang Tjondro Waluyo baru saja dinyatakn bebas dari virus corona (Covid-19). Lelaki asal Semarang itu mengaku jika kini ia selalu berusaha menjaga kebugaran dengan rajin berolah raga dan disiplin meminum suplemen herbal setiap hari.

"Sekarang saya sudah benar-benar sehat dan bisa berkumpul kembali bersama keluarga. Kesembuhan yang saya alami ini karena tiga hal, karunia dan berdoa atas kuasa Tuhan, rajin berolah raga dan disiplin minum suplemen berbentuk kapsul," katanya.

Bambang sebelumnya tercatat sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) yang harus diobservasi dan dikarantina oleh tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Semarang di rumah sakit darurat corona di komplek rumah jabatan (Rujab) Wali Kota, Manyaran Semarang Barat.

Baca Juga: Tak Dapat Asimilasi, Abu Bakar Baasyir Pasrah

Kini setelah dirawat dan dilakukan rapid test, swab pertama, dan kedua selama dia rawat inap total 6 hari, lelaki itu akhirnya bisa berkumpul kembali dengan keluarga karena dinyatakan bebas dari infeksi Covid-19.

Awalnya, lelaki berusia 53 tahun itu sama sekali tak menyangka kalau dirinya sebagai mengidap Covid-19. Kata Bambang, saat dinyatakan positif dunianya seakan runtuh secara tiba-tiba.

"Saya harus melakukan isolasi mandiri. Sudah pasti yang saya alami kembali stres berat karena penderitaan makin panjang. Harus dijauhi anak, istri, juga keluarga dekat, termasuk tetangga bahkan anjing kesayangan juga dijauhkan. Sepertinya kayak saya lepra yang bisa menular siapa yang mendekat," tutur Bambang.

Perasaan Bambang makin tak keruan saat Tim Covid-19 Pemkot Semarang memintanya agar menyiapkan diri untuk dijemput tim kesehatan dengan menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dan dibawa ke rumah sakit darurat.

Namun Bambang menolak keras dan meminta mereka untuk tidak datang menjemput. Bambang memilih datang sendiri ke RS Darurat secara mandiri.

Baca Juga: Anies Ingatkan Ancaman Gelombang Kedua Virus Corona di Jakarta

"Saya sendiri yang akan mendatangi rumah dinas Wali Kota Semarang. Kalau dijemput pakai protokol Covid-19 tentu akan membuat heboh dan gaduh seluruh tetangga. Saya datang sendiri pakai sepeda motor," ungkapnya seperti yang Suara.com terima dari siaran tertulis.

Selama menjalani isolasi mandiri, Bambang mengaku diperlakukan petugas sangat baik dan responsif. Setiap hari ia dikontrol dengan melaporkan kondisi ttv (suhu badan, oksigen dalam darah dan tensi).

Pola makannya juga dijaga dan diberi suplemen harian untuk memingkatkan daya tahan tubuh. Ditambahkannya, seluruh pasien ODP di Rumah Dinas Walikota juga dijaga tenaga medis yang siap siaga selama 24 jam.

Empat dokter pengawas yang tersedia selalu mengajak seluruh pasien untuk rajin berolah raga, paling tidak menggerakkan tubuh secara rutin tiap hari, berjemur setiap pagi dan sore serta selalu memberikan keyakinan untuk terus bahagia.

"Saya diberi suplemen berbentuk kapsul JSH tapi tidak rutin diminum. Baru isolasi mandiri di sini itulah saya rutin dan disiplin meminumnya serta merasakan khasiatnya langsung. Tubuh saya yang awalnya gampang lemas menjadi segar dan bugar. Imun saya kembali naik lagi," ucap dia.

Kabar baiknya, saat ini Bambang telah kembali berkumpul bersama keluarga setelah hampir enam hari di karantina. Ia berharap masyarakat selalu menjaga kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari infeksi Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI