"Sekarang booming juga vitamin C dipakai sebagai terapi dengan dosis tinggi, itu dari perkumpulam dokter tatalaksana Covid-19," sambungnya.
Tapi tentu saja mengonsumsi vitamin tidak boleh berlebihan harus sesuai dengan petunjuk kemasan pada label atau jika pun diberikan vitamin oleh dokter harus sesuai dosis dan resep dokter.
Salah-salah bisa menyebabkan toksisitas, atau bisa merusak fungsi organ tubuh.
Toksisitas bisa terjadi pada vitamin C saat fungsi ginjal tidak bisa menyaring dengan baik. Sehingga vitamin C yang berlebih tidak bisa keluar lewat urin atau keringat.
Baca Juga: Ucapkan Lebaran, Pose Tante Ernie Judojono di Dapur Jadi Sorotan Warganet
"Memang cara kerjanya beda-beda. Harus multivitamin saling menunjang. Kalau vitamin C kelebihan sendiri, dibuang lewat urin dan keringat dengan dosis yang tepat dan kombinasi vitamin," tutupnya.
Selain vitamin C, vitamin D juga larut lewat keringat dan urin. Tapi vitamin A, D, E, dan K hanya bisa larut lewat lemak.
Nah, saat lemak tidak keluar bahayanya adalah lambat laun bisa memicu toksisitas.