Suara.com - Dua bulan lebih berada di rumah aja untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona membuat kita rentan merasa stres.
Seringkali saat kita merasa stres, kita merasa ingin mengonsumsi makanan manis atau yang penuh lemak agar merasa lebih baik.
Namun menurut para pakar, kebiasaan ini bukannya akan membuat Anda lebih baik, tetapi malah bisa membuat semakin depresi dan memunculkan siklus yang buruk
Menurut ahli diet Jennifer Lentzke, MS, CEDRD, kebiasaan mengonsumsi makanan kaya lemak dan gula, atau lemak dan garam dalam jangka panjang dapat mengarah ke masalah kesehatan lainnya, seperti naiknya berat badan, kendali gula darah yang buruk, masalah tidur, perilaku, dan mood.
Baca Juga: Peneliti Temukan Alasan Sulit Berhenti Makan Junk Food & Makanan Manis
Mengonsumsi makanan-makanan tersebut dapat menimbulkan perubahan dalam gula darah, insulin, dan hormon lainnya yang mengatur mood dan rasa kenyang.
Perubahan ini berdampak pada kortisol dan catecholamine terkait dengan stres seperti epinefrin yang akan membuat kita terus merasa ingin makan berlebihan.
Walaupun mengonsumsi makanan manis secara berlebihan dapat membuat kita merasa lebih baik, efeknya hanya sementara.
"Orang-orang sering merasa bersalah setelah mengonsumsi makanan manis dan lebih jauh dapat memperburuk rasa depresi yang telah diidapnya dan gangguan mood lainnya," kata ahli penyakit dalam dr. Michelle Pearlman dari University of Miami Health System, dikutip dari Healthline.
Lentzke menambahkan bahwa mengonsumsi makanan manis berlebihan dapat memunculkan pola kecanduan yang hanya membuat kondisi tersebut semakin buruk.
Baca Juga: Makanan Manis Mengandung Lemak Trans, Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer
Orang-orang akan lanjut mengadaptasi mekanisme makan berlebih ini ketimbang mengatasi masalah kesehatan yang terjadi. Lebih jauh, makanan yang dikonsumsi juga memunculkan rasa ngidam yang kuat.