Makin Gawat, 22 Ribu Orang Meninggal karena Virus Corona di Brasil

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 25 Mei 2020 | 13:30 WIB
Makin Gawat, 22 Ribu Orang Meninggal karena Virus Corona di Brasil
Virus Corona Covid-19 masih menjadi momok di Brasil. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Makin Gawat, 22 Ribu Orang Meninggal karena Virus Corona di Brasil

Pandemi virus Corona Covid-19 di Brasil masih mengalami peningkatan jumlah kasus dan korban meninggal secara signifikan.

Data dari Worldmeters.info menyebutkan Brasil saat ini melewati Rusia dan menempati urutan kedua jumlah kasus terbanyak di dunia, di bawah Amerika Serikat.

Todal ada 365.213 kasus virus Corona, dengan kematian mencapai 22.746.

Baca Juga: Catat 965 Kematian Dalam Sehari, Brasil Jadi Pusat Baru Wabah Corona

Sudah 149.911 orang dinyatakan sembuh. Namun, kasus aktif masih berada di angka 192.556 dengan pasien dalam kondisi kritis sebanyak 8.318.

Dilansir Antara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Brasil sebagai episentrum terbaru pandemi virus Corona global.

Angka pasien positif corona kemungkinan jauh lebih besar dari data resmi, mengingat Brasil tidak melakukan tes COVID-19 secara luas, kata pihak kementerian.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro. (Foto: AFP)
Presiden Brasil Jair Bolsonaro. (Foto: AFP)

Presiden Brasil Jair Bolsonaro menghadapi tekanan publik terkait kebijakannya menanggulangi pandemi, yang tampaknya telah melumpuhkan perekonomian dan mengancam peluang dirinya terpilih kembali saat pemilihan umum.

Laman DW Indonesia menyebut berdasarkan data Kementerian Kesehatan Brasil, 69 persen kasus kematian di Brasil berasal dari pasien berusia 60 tahun ke atas. Hal ini jauh berbeda dengan Spanyol dan Italia yang mencatat statistik hingga 95 persen.

Baca Juga: Innalillahi, Dalam 12 Hari Kematian Covid-19 di Brasil Tembus 20.000

Perbedaan ini sebagian didorong oleh usia populasi secara keseluruhan: Hanya 13,6 persen populasi Brasil berusia 60 tahun atau lebih, dibandingkan dengan 25 persen di Spanyol dan 28 persen di Italia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI