Mengapa Orang Bisa Kesurupan? Psikiater Ungkap Penjelasan Ilmiahnya

Senin, 25 Mei 2020 | 11:05 WIB
Mengapa Orang Bisa Kesurupan? Psikiater Ungkap Penjelasan Ilmiahnya
Ilustrasi perempuan kesurupan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Indonesia dekat dengan berbagai hal berbau mistis, salah satunya fenomena kesurupan yang ternyata penyebabnya bisa dijelaskan secara ilmiah

Kesurupan sendiri merupakan momen, saat seseorang kerasukan makhluk astral, yang dipercaya bisa memiliki kekuatan lebih besar bahkan tubuhnya bertambah berat.

Psikiater dari Rumah Sakit Siliam Bogor dr. Jiemi Ardian mengungkapkan bahwa kesurupan teemasuk dalam disosiatif atau gangguan kepribadian.

Ilustrasi kesurupan
Ilustrasi kesurupan

Jiemi menjelaskan bahwa disosiatif berbeda dengan kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif.

Baca Juga: Hits Kesehatan: Kontrol Tekanan Darah Tinggi, Pepaya Redakan Perut Kembung

"Jadi ada disosiation, ada disosiatif disorder. Jadi terpisah antara saya dengan keutuhan integrasi proses dari diri saya. Bisa aja kesurupan yang terjadi di SMA. Saya tidak menyebutnya itu kesurupan, itu disosiatif," kata Jiemi dalam siaran langsung di Instagram bersama akun Gumelar Gema, Minggu (24/5/2020).

Ia menjelaskan bahwa pada orang normal kepribadian terkumpul antara kesadaran, persepsi, dan memori.

Seluruhnya menyatu dan menjadi identitas sebagai pribadi tunggal.

Tetapi jika antara kesadaran, persepsi, dan identitas memori terpecah maka akan terjadi disosiatif. Hal itu yang terjadi pada orang kesurupan, jelas Jiemi.

"Kesadarannya berubah, persepsinya berubah. Dia bisa jadi kaya (bicara) 'aing maung', identitasnya berubah. (Kesurupannya) pendek aja waktunya. Itu namanya disosiatif" ucapnya.

Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin Corona yang Dikembangkan China Hasilnya Menjanjikan

Sedangkan, alasan orang kesurupan tubuhnya terkesan lebih berat, menurut Jiemi, hal itu bisa disebabkan karena cara mengangkat yang salah. Atau orang kesurupan itu memang berontak.

"Terus kenapa lebih kuat? Gak juga sih, kekuatannya masih dalam batas normal. Memang dalam emosi pada impulsif, kekuatan otot jadi keluar. Bisa jadi itu memang kekuatannya, bukan berarti kekuatan dia jadi super," tuturnya.

Perbedaan disosiatif dengan gangguan identitas disosiatif, Jiemi mengatakan bahwa orang dengan kepribadian ganda cenderung terjadi dalam waktu lama dan terus berulang.

Selain itu dari beberapa kepribadian yang dimilikinya, akan ada dua atau lebih identitas yang dipercaya sebagai identitas nyata.

"Sayangnya beberapa budaya kemudian menganggap itu 'kesurupan'," ucap Jiemi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI