Suara.com - Masyarakat Indonesia dekat dengan berbagai hal berbau mistis, salah satunya fenomena kesurupan yang ternyata penyebabnya bisa dijelaskan secara ilmiah
Kesurupan sendiri merupakan momen, saat seseorang kerasukan makhluk astral, yang dipercaya bisa memiliki kekuatan lebih besar bahkan tubuhnya bertambah berat.
Psikiater dari Rumah Sakit Siliam Bogor dr. Jiemi Ardian mengungkapkan bahwa kesurupan teemasuk dalam disosiatif atau gangguan kepribadian.
Jiemi menjelaskan bahwa disosiatif berbeda dengan kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif.
Baca Juga: Hits Kesehatan: Kontrol Tekanan Darah Tinggi, Pepaya Redakan Perut Kembung
"Jadi ada disosiation, ada disosiatif disorder. Jadi terpisah antara saya dengan keutuhan integrasi proses dari diri saya. Bisa aja kesurupan yang terjadi di SMA. Saya tidak menyebutnya itu kesurupan, itu disosiatif," kata Jiemi dalam siaran langsung di Instagram bersama akun Gumelar Gema, Minggu (24/5/2020).
Ia menjelaskan bahwa pada orang normal kepribadian terkumpul antara kesadaran, persepsi, dan memori.
Seluruhnya menyatu dan menjadi identitas sebagai pribadi tunggal.
Tetapi jika antara kesadaran, persepsi, dan identitas memori terpecah maka akan terjadi disosiatif. Hal itu yang terjadi pada orang kesurupan, jelas Jiemi.
"Kesadarannya berubah, persepsinya berubah. Dia bisa jadi kaya (bicara) 'aing maung', identitasnya berubah. (Kesurupannya) pendek aja waktunya. Itu namanya disosiatif" ucapnya.
Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin Corona yang Dikembangkan China Hasilnya Menjanjikan
Sedangkan, alasan orang kesurupan tubuhnya terkesan lebih berat, menurut Jiemi, hal itu bisa disebabkan karena cara mengangkat yang salah. Atau orang kesurupan itu memang berontak.