Suara.com - Kabar Baik, Vaksin Corona yang Dikembangkan China Punya Hasil Menjanjikan
Di tengah peningkatan kasus virus corona atau Covid-19 di seluruh dunia, upaya untuk mencari vaksin yang potensial juga masih terus dilakukan.
Kabar baiknya, sebuah tim peneliti yang berbasis di China telah melaporkan tingkat keberhasilan dalam vaksin yang baru dikembangkan yang telah mencapai tahap uji klinis manusia pada saat ini.
Vaksin yang telah dikembangkan di China telah menunjukkan hasil efektif yang baik dan jika ada laporan, telah dinyatakan aman untuk digunakan juga.
Baca Juga: 3 Terpopuler: Artis Mualaf Lebaran Pertama Kali hingga Zodiak Pendendam
Kabar itu muncul tak lama setelah uji coba vaksin Oxford, yang merupakan pesaing kuat dalam fase pengembangan vaksin menunjukkan beberapa hasil negatif.
Laporan yang telah diajukan berdasarkan pada studi Lancet menarik pengamatan dari percobaan awal yang dilakukan pada manusia di beberapa laboratorium, berdasarkan 108 peserta yang berusia antara 18-60.
Vaksin ini dibuat dengan mutasi virus tertentu, bernama Ad5, yang secara genetik mengubah struktur protein setelah disuntikkan di dalam sel.
Setelah tubuh mengidentifikasi, virus dapat memecah molekul dan menghentikannya dari penggandaan lebih lanjut.
Studi ini juga menunjukkan bahwa injeksi vaksin mungkin dapat membantu kekebalan tubuh dan produksi sel-T juga.
Baca Juga: Studi: Jalan Cepat atau Bersepeda Dapat Mencegah Kanker Payudara Kembali
Dalam pengujian yang dilakukan sejauh ini, peserta yang menerima satu dosis vaksin menghasilkan sel kekebalan tertentu, yang disebut sel T, dalam waktu dua minggu sementara antibodi yang dibutuhkan untuk kekebalan memuncak pada 28 hari.
Penulis studi ini, Wei Chen, dalam sebuah wawancara mengatakan percobaan menunjukkan bahwa dosis tunggal dari vektor adenovirus tipe 5 baru Covid-19 (Ad5-nCoV) adenovirus menghasilkan vaksin antibodi spesifik virus dan sel T dalam 14 hari.
Selain itu, setelah diamati, orang yang memiliki antibodi Ad5 lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan tanggapan kekebalan yang kuat terhadap vaksin.
Para peneliti menemukan bahwa pasien yang diberi dosis tertinggi mencatat gejala pasca-injeksi seperti mual, kelelahan, nyeri, demam, dan sakit kepala.
Para peneliti telah mengatakan bahwa data dari penelitian ini akan ditabulasi setelah jangka waktu 6 bulan, tetapi sejauh ini memiliki tanggapan yang positif.