Suara.com - Hari Raya Idul Fitri mestinya menjadi momen menyenangkan bersama keluarga. Tetapi, banyak orang mungkin mengeluhkan sakit perut di hari lebaran.
Dr Magdi Mohamed, konsultan Rumah Sakit Burjeel pun mengakui setiap tahunnya rumah sakit menerima jumlah pasien dengan masalah perut yang sangat banyak di hari pertama dan kedua Idul Fitri.
Menurut Magdi, sekitar 40 persen pasien yang datang ke unit gawat darurat mengalami masalah perut akibat makan berlebihan saat lebaran.
Magdi juga menjelaskan bahwa 120 dari 300 kasus masalah perut terkait dengan pesta makan di Hari Raya Idul Fitri.
Baca Juga: CDC: 35% Kasus Virus Corona Covid-19 Tidak Bergejala di Amerika Serikat
"Unit gawat darurat menerima sekitar 60 pasien dengan masalah perut dalam 24 jam pertama Idul Fitri," kata Magdi dikutip dati Khaleej Times.
Dr Magdi Mohamed menekankan bahwa kondisi perut orang yang berpuasa selama bulan Ramadan menjadi sensitif dan menyusut ketika lebaran.
"Kebiasaan berpuasa mengatur sistem pencernaan tubuh, serta enzim pencernaan yang akan diatur sesuai dengan makanan yang dikonsumsi. Sehingga sistem pencernaan yang sudah berjalan selama sebulan puasa bisa terganggu ketika orang makan berlebihan saat lebaran," jelasnya.
Karena itu, Dr Mohamed menyarankan untuk tetap makan dua hingga tiga kali sehari selama Hari Raya Idul Fitri. Makan berlebihan secara tiba-tiba bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
"Kasus-kasus kesehatan yang paling umum terjadi selama Idul Fitri termasuk sakit perut, muntah dan diare," tuturnya.
Baca Juga: Infeksi Virus Corona Covid-19 Kedua Tak Bersifat Menular, Ini Kata Peneliti
Mohamed juga menyaranakn orang yang merasakan Idul Fitri untuk tidak terlalu makan banyak permen atau makanan manis lainnya.
"Glukosa dalam sistem pencernaan akan menyebabkan peningkatan sekresi cairan dan air di usus, yang bisa menyebabkan diare parah. Glukosa akan menjadi terfermentasi yang juga menyebabkan gerakan longgar," jelasnya.