Antibodi Hanya Bertahan 6 Bulan, Herd Immunity Bukan Solusi Hadapi Corona?

Sabtu, 23 Mei 2020 | 13:54 WIB
Antibodi Hanya Bertahan 6 Bulan, Herd Immunity Bukan Solusi Hadapi Corona?
Ilustrasi Herd Immunity. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Antibodi Hanya Bertahan 6 Bulan, Herd Immunity Bukan Solusi Hadapi Corona?

Menggunakan antibodi untuk melawan virus corona penyebab sakit  Covid-19 dianggap menjadi solusi penyembuhan Covid-19 paling ampuh.

Namun melalui sebuah temuan penelitian terungkap jika kekebalan antibodi terhadap Covid-19 hanya bisa bertahan paling lama 6 bulan.

Temuan ini menjawab tentang rencana herd immunity atau kekebalan sekelompok  yang dianggap sebagai jalan terbebas dari pembatasan sosial. Intinya, metode kekebalan kelompok dalam mengatasi Covid-19 penuh risiko.

Baca Juga: Heboh Aksi Pasangan Kumpul Kebo, Buang Bayi Modus Ketuk Pintu Rumah Warga

Melansir laman Daily Mail, Sabtu (23/5/2020) penelitian ini dilakukan peneliti dari University of Amsterdan dengan menguji 10 laki-laki terhadap 4 virus corona dengan teratur selama 35 tahun. 

Empat virus ini menyebabkan flu biasa dan ditemukan ada durasi kekebalan terhadap virus yang sangat pendek.

Mereka menyebutkan setelah 12 bulan, orang terinfeksi kembali oleh virus dan setelah 6 bulan jumlah antibodinya berkurang secara kualitas.

Studi ini menunjukkan bahwa orang-orang harus mendapatkan vaksin setiap tahun, agar kebal terhadap virus. Meski begitu penelitian ini belum ditinjau oleh rekan sejawat peneliti, dan tidak memasukkan peserta perempuan.

"Herd immunity adalah masalah, bahkan dengan vaksinasi, karena kemungkinana orang bisa terinfeksi lagi dalam waktu enam hingga 12 bulan. Namun tidak pasti penyakit macam apa yang bisa menginfeksi ulang karema SARS CoV 2," ujar Profesor Lia van der Hoek, salah satu peneliti yang terlibat.

Baca Juga: Ada yang Imutnya Awet! 4 Penyanyi Cilik 90-an Masih Eksis Hingga Kini

Ahli Virologi Universitas Reading, Ian Jones mengatakan dalam penelitian lain menunjukkan kekebalan terhadap virus bisa lebih tahan lama, apabila gejala yang dialami ringan.

"Kami sedang mengembangkan ilmu kritis untuk mengetahui dampak tes antibodi positif dan untuk mengembangkan sistem sertifikasi, guna memastikan orang-orang dengan antibodi positif diberikan jaminan bahwa mereka bisa beraktivitas dengan aman," kata Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI