Vaksin RNA: Beberapa peneliti ingin mengirimkan RNA messenger langsung ke dalam sel manusia. Sel-sel membaca mRNA dan membuat protein lonjakan yang memicu respon imun.
Baik vaksin RNA dan DNA dapat diproduksi lebih cepat daripada metode tradisional (vaksin dengan virus yang dilemahkan).
Contoh: Belum ada vaksin RNA yang disetujui, tetapi ada beberapa uji klinis untuk MERS dan penyakit lainnya.
3. Vaksin vektor viral (vaksin yang menggunakan virus untuk mengirimkan gen virus corona ke dalam sel)
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Rusia Berhasil Tekan Kematian Kurang dari 1 Persen
Vaksin menggunakan adenovirus atau virus lainnya: Untuk membuat vaksin virus corona, beberapa tim telah menambahkan gen protein lonjakan ke virus yang disebut adenovirus.
Adenovirus masuk ke dalam sel dan menurunkan gen. Karena adenovirus kehilangan salah satu gennya sendiri, adenovirus tidak dapat ditiru dan karenanya aman.
Contoh: Johnson & Johnson telah mengembangkan vaksin HIV dan Ebola menggunakan adenovirus.
4. Vaksin berbasis protein (Vaksin yang menggunakan protein virus corona atau fragmen protein)
Vaksin partikel seperti virus: Beberapa vaksin adalah partikel yang mengandung potongan protein virus. Mereka tidak dapat menyebabkan penyakit karena bukan virus yang sebenarnya, tetapi masih dapat menunjukkan pada sistem kekebalan seperti apa protein virus corona itu.
Baca Juga: Lebaran di Tengah Corona, Jokowi: Hal Ini Sangatlah Berat
Contoh: Vaksin untuk HPV.
Vaksin rekombinan: ragi atau sel lain dapat direkayasa untuk membawa gen virus dan memuntahkan protein virus, yang kemudian dipanen dan dimasukkan ke dalam vaksin.
Vaksin virus corona dari desain ini akan mengandung protein lonjakan utuh atau potongan kecil protein.
Contoh: Beberapa vaksin untuk herpes zoster dan hepatitis B.