Suara.com - Sedih! Unicef Sebut 1.000 Anak Dideportasi dari AS Selama Pandemi
Unicef mengkritik kebijakan Amerika Serikat yang mendeportasi lebih dari 1.000 anak selama masa pandemi virus Corona Covid-19.
Dilansir Anadolu Agency, Unicef pada Kamis (21/5/2020) melaporkan anak-anak tersebut dipulangkan ke Meksiko, El Salvador, Guatemala dan Honduras di tengah pandemi Covid-19. Tanpa pendamping, Unicef menyebut hal ini bisa menjadi risiko serius.
Badan PBB itu mengatakan anak-anak itu menghadapi kekerasan dan diskriminasi karena adanya persepsi bahwa mereka terinfeksi virus.
Baca Juga: Unicef: Lockdown Sembarangan Dapat Meningkatkan Risiko Kematian Anak
Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore memperingatkan soal memburuknya situasi Covid-19 bagi anak-anak yang bepergian di wilayah tersebut.
"Diskriminasi dan serangan sekarang ditambahkan ke ancaman yang ada seperti kekerasan geng yang mendorong anak-anak ini untuk pergi," kata Fore.
UNICEF mendesak pemerintah untuk mengakhiri pemulangan dan deportasi anak-anak yang tidak didampingi atau dipisahkan dan mengambil langkah lebih lanjut untuk melindungi kesejahteraan anak-anak yang terlantar.
Sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember lalu, virus korona telah menyebar ke setidaknya 188 negara dan wilayah.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University Amerika Serikat, lebih dari 5,1 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia sejak Desember lalu, dengan angka kematian melebihi 332.000 dan lebih dari 1,9 pasien juta dinyatakan sembuh.
Baca Juga: Ungkap Keganjilan Kasus Anak Papua, Suara.com Raih Penghargaan AJI - UNICEF