Dalam Studi Besar, Hidroksiklorokuin Gagal Membantu Pasien Virus Corona

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Jum'at, 22 Mei 2020 | 12:29 WIB
Dalam Studi Besar, Hidroksiklorokuin Gagal Membantu Pasien Virus Corona
Ilustrasi obat antivirus Covid-19. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hidroksiklorokuin adalah obat anti-malaria yang disebut bisa melawan virus corona Covid-19. Permintaan untuk obat hidroksiklorokuin pun melonjak setelah Presiden AS Donald Trump mempromosikan penggunaan obat itu pada awal April.

Kendati demikian, sejumlah ahli justru tidak menyarankan. Badan Obat dan Makanan memperingatkan penggunaannya pada pasien di luar rumah sakit bisa memunculkan risiko gangguan detak jantung yang serius.

Di sisi lain, Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi dan anggota Gugus Tugas Virus Corona Gedung Putih Trump, mendesak agar berhati-hati dan merekomendasikan penelitian dan data yang lebih ketat tentang efek obat pada Covid-19.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, para ilmuwan yang dipimpin oleh sebuah tim di Universitas Columbia menemukan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 dan diberi hidroksiklorokuin tidak lebih baik daripada mereka yang tidak menerima obat.

Baca Juga: AS Pesan 300 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Buatan AstraZeneca, Ampuhkah?

Dilansir dari Time, studi yang diterbitkan Kamis (07/05/2020) adalah yang terbesar hingga saat ini untuk menyelidiki hidroksiklorokuin sebagai pengobatan Covid-19.

Ilustrasi obat. (Pixabay)
Ilustrasi obat. (Pixabay)

Neil Schluger, kepala divisi obat-obatan paru, alergi dan perawatan kritis di Columbia, dan timnya mempelajari lebih dari 1.300 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Presbyterian New York-Pusat Medis Irving Universitas Columbia untuk Covid-19.

Beberapa menerima hidroksiklorokuin berdasarkan label, praktik yang memungkinkan dokter meresepkan obat yang telah disetujui untuk satu penyakit untuk mengobati yang lain, dalam kasus ini Covid-19.

Sekitar 60% dari pasien penerima hidroksiklorokuin selama sekitar lima hari. Mereka tidak menunjukkan tingkat yang lebih rendah dari kebutuhan ventilator atau risiko kematian yang lebih rendah selama masa studi dibandingkan dengan orang yang tidak mendapatkan obat.

Cuitan Donald Trump yang menyebut hydroxychloroquine dan azithromycin jadi obat COVID-19 (twitter/@realDonaldTrump)
Cuitan Donald Trump yang menyebut hydroxychloroquine dan azithromycin jadi obat COVID-19 (twitter/@realDonaldTrump)

Tetapi Schluger mengatakan masih mungkin bahwa hidroksiklorokuin dapat berperan dalam mengendalikan Covid-19, mungkin sebagai cara untuk mencegah infeksi di antara orang-orang yang berisiko tinggi terkena virus, seperti petugas kesehatan. Studi lain sedang menyelidiki kemungkinan itu.

Baca Juga: CDC: Covid-19 Tidak Mudah Menyebar dari Permukaan yang Sudah Terkontaminasi

"Sangat penting bagi kita untuk mengetahui perawatan mana yang bekerja, dan mana yang tidak, sehingga pasien harus ditawari kesempatan untuk berada dalam uji klinis," kata Schluger.

"Ini mungkin hal terbaik yang dapat mereka lakukan untuk diri mereka sendiri dan untuk masyarakat secara keseluruhan, jadi kami bisa mendapatkan jawaban dengan sangat cepat untuk mengidentifikasi perawatan yang berhasil dan membuang perawatan yang tidak berhasil," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI