Masih Minim, Postmortem Disebut Penting untuk Perawatan dan Vaksin Covid-19

Kamis, 21 Mei 2020 | 13:27 WIB
Masih Minim, Postmortem Disebut Penting untuk Perawatan dan Vaksin Covid-19
ilustrasi jenazah
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kurangnya postmortem pada korban meninggal virus corona disebut dapat menghambat penelitian perawatan baru dan vaksin yang mutakhir untuk Covid-19.

Melansir dari Independent, hanya sedikit pemeriksaan postmortem yang telah dilakukan sejak awal wabah. Hal itu berarti ada kekurangan sampel jaringan untuk mengetahui bagaimana virus mempengaruhi tubuh atau mempelajari epidemiologi yang lebih luas.

Postmortem sendiri merupakan data-data fisik yang diperoleh melalui Personal Identification setelah korban meninggal.

Dr. Mike Osborn, konsultan ahli histopatologi di Imperial College Healthcare NHS Trust dan ketua komite investigasi kematian Royal College, mengatakan bahwa postmortem akan benar-benar membantu merawat pasien di masa depan dan dapat menyelamatkan jiwa.

Baca Juga: Catat, Ini Cara Bayar Pajak Motor Online

Ilustrasi Covid-19 (Unsplash/Adam Niescioruk)
Ilustrasi Covid-19 (Unsplash/Adam Niescioruk)

"Kami bekerja dengan banyak kelompok di seluruh negeri dan  seluruh dunia, melihat berbagai hal kami bekerja dengan orang-orang yang mencoba mengembangkan vaksin. Kami sedang melihat distribusi virus untuk melihat organ mana yang terpengaruh," kata Osborn.

"Semakin Anda dapat memahami virus corona (melalui postmortem), semakin besar kemungkinan Anda dapat menggunakan perawatan yang sudah tersedia dan Anda dapat mengembangkan perawatan baru," tambahnya.

Dia mengatakan, jumlah postmortem medis yang ideal seharusnya sekitar 1.000 kasus di seluruh Inggris. Tetapi, ia memperkirakan mungkin hanya ada sekitar 30 postmortem yang telah dilakukan.

"Dengan persetujuan bedah mayat, Anda dapat melihat banyak jaringan dari orang itu dan dengan izin keluarga menggunakannya untuk menyelidiki penyakit dan untuk mengembangkan perawatan atau mungkin vaksin," kata Osborn.

"Ini adalah metode yang sangat kuat yang harus kita pelajari untuk penyakit baru. Sayangnya, kapasitas untuk melakukan itu selama wabah Covid ini agak terbatas," imbuhanya.

Baca Juga: Mona Ratuliu Dikaruniai Anak ke-4, Tanggal dan Jam Lahirannya Bikin Salfok

Menurut Dr. Osborn, kurangnya postmortem memungkinkan minimnya informasi yang berguna. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI