Angka Stunting di Kabupaten Sigi Masih Tinggi

Risna Halidi Suara.Com
Rabu, 20 Mei 2020 | 12:15 WIB
Angka Stunting di Kabupaten Sigi Masih Tinggi
ilustrasi gizi buruk [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angka Stunting di Kabupaten Sigi Masih Tinggi

Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta mengemukakan stunting atau masalah gizi buruk kronis yang dapat menyebabkan kekerdilan menjadi salah satu fokus pembangunan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

"Pemberantasan stunting menjadi satu fokus Pemkab Sigi," ucap Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta, di Sigi, Rabu (20/5).

Bupati menyampaikan angka kasus stunting di Sigi tahun 2019 dengan status pendek dan sangat pendek untuk usia 0 - 23 bulan mencapai 1.199 kasus atau 20,2 persen, sementara untuk usia 0-59 bulan mencapai 3.580 kasus atau 24,7 persen.

Baca Juga: Pemprov Prediksi Banten akan Terbebas dari Corona di Oktober 2020

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.

Bupati mengakui bahwa angka kasus stunting di Kabupaten Sigi jika merujuk pada data tersebut, terbilang masih tinggi.

Olehnya, ia bahwa stunting merupakan satu ancaman serius dalam upaya mewujudkan generasi muda yang berkualitas dan sehat di masa mendatang.

"Stunting menjadi satu proyek yang harus kita selesaikan saat ini, karena stunting merupakan ancaman utama bagi kualitas manusia, juga sebagai ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa ini," ujar bupati seperti yang Suara.com lansir di Antara.

Baca Juga: Kabel Bawah Tanah di Jatinegara Terbakar, Kepulan Asap Hingga ke Jalan

Menurut dia, anak stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya, melainkan juga terganggu pertumbuhan otaknya sehingga akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi serta produktivitas, kreativitas dalam usia produktif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI