Jelang Akhir Lockdown, Kasus Virus Corona Filipina Hampir 13.000

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 20 Mei 2020 | 10:23 WIB
Jelang Akhir Lockdown, Kasus Virus Corona Filipina Hampir 13.000
Ilustrasi kota Manila di Filipina. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang Akhir Lockdown, Kasus Virus Corona Filipina Hampir 13.000

Filipina akan mengakhiri masa karantina wilayah alias lockdown di negaranya pada akhir bulan Mei. Meski begitu, penambahan kasus virus Corona Covid-19 masih terus terjadi.

Dilansir Anadolu Agency, Filipina melaporkan adanya 224 infeksi baru Covid-19 pada Selasa (19/5), sehingga total kasus di negara itu kini menjadi 12.942.

Departemen Kesehatan Filipina mengatakan 78 persen kasus itu terjadi di episentrum Metro Manila. Penambahan ini menimbulkan kekhawatiran di tengah langkah-langkah pelonggaran agar aktivitas ekonomi dapat kembali beroperasi.

Baca Juga: Nekat ke Filipina, Model Playboy Ini Malah Positif Covid-19 dan Terlantar

Sementara tujuh persen lainnya berasal dari Visayas Tengah yang mencakup kota Cebu dan kota Mandaue, kutip the Philippine Star.

Departemen Kesehatan Filipina juga mengatakan bahwa 114 orang pulih kembali dari infeksi Covid-19. Sehingga jumlah pasien yang selamat dari penyakit itu kini menjadi 2.843.

Sementara enam lainnya meninggal, sehingga total kematian menjadi 837. Hingga 15 Mei, Filipina telah mengetes 207.823 orang.

Penambahan kasus terjadi di tengah badai topan Vongfong yang menghantam awasan pulau Samar di Filipina tengah, sejak Kamis (14/5) malam. Hujan lebat dan angin kencang merusak rumah-rumah warga.

Menyadur Channel News Asia, badai ini datang ketika puluhan juta orang Filipina tengah berusaha untuk berdiam diri di rumah demi memutus sebaran virus corona.

Baca Juga: Didera Angin Topan, Ratusan Ribu Warga Filipina Berdesakan di Pengungsian

Pihak berwenang setempat mengatakan sejumlah 141.700 orang harus mengungsi akibat terjangan topan vongfong.

Pejabat kepolisian setempat, Carlito Abriz mengatakan pihaknya sebisa mungkin mengimbau dan membuat pengungsi untuk menerapkan jarak sosial, meski situasinya suit.

"Kita harus mengenakan masker dan menerapkan jaga jarak setiap saat," kata Abriz kepada AFP.

"Hal ini sulit dilakukan karena (pengungsi) sedang kalut. Tapi kamu akan terus berupaya," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI