Duh, Pasien Hipertensi Anak Berpotensi Alami Stroke di Usia Muda

Selasa, 19 Mei 2020 | 17:30 WIB
Duh, Pasien Hipertensi Anak Berpotensi Alami Stroke di Usia Muda
Ilustrasi pasien hipertensi (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Duh, Pasien Hipertensi Anak Berpotensi Alami Stroke di Usia Muda

Hipertensi atau tekanan darah tinggi berisiko besar menyebabkan penyakit lain, salah satunya stroke. Risiko stroke itu akan semakin cepat terjadi pada orang yang memiliki riwayat hipertensi saat anak-anak.

"Beberapa literatur menyebutkan bahwa pada anak-anak dengan hipertensi tidak teratasi, dewasanya faktor stroke sangat tinggi. Bahkan beberapa penelitian itu menyampaikan, tidak sampai usia 45 tahun, jadi antara usia 40 sampai 45 tahun sudah terjadi stroke pada anak dengan riwayat hipertensi tak teratasi," kata Konsultan Nefrologi Anak DR. Dr. Krisni Subandiyah, Sp. A (K) saat siaran langsung dalam akun Instagram IDAI, Selasa (19/5/2020).

Ia menjelaskan bahwa komplikasi terjadi pada anak dengan krisis hipertensi. Komplikasi yang akut ditandai dengan tensi anak-anak naik secara mendadak dan mengalami kejang serta kesadaran menurun.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Muda dan Sehat Bisa Mengalami Stroke Mendadak

"Kalau sudah keadaan akut itu maka sudah dalam komplikasi yang paling jelek pada penyakit hipertensi," ucapnya.

Biasanya penyebab hipertensi krisis akibat kerusakan ginjal, tambah Krisni. Sedangkan komplikasi jangka panjang yang harus diperhatikan salah satunya organ jantung. Risiko paling parah bisa berakibat pada jantung bengkak hingga gagagl jantung.

ilustrasi pasien hipertensi. (Shutterstock)
ilustrasi pasien hipertensi. (Shutterstock)

Sementara itu komplikasi pada otak yang menyebabkan anak menjadi kejang dan kesadaran menurun. Serta berisiko besar mengalami stroke saat dewasa.

Krisni menjelaskan bahwa pasien hipertensi harus melakukan kontrol secara rutin. Pengobatan hipertensi tidak hanya untuk menurunkan tekanan darah tetapi juga menjaga risiko kerusakan pada organ lain.

Selain itu, Krisni mengatakan bahwa pasien hipertensi memang harus memjnum obat seumur hidup. Namun pada pasien hipertensi anak, karena yang dialami merupakan hipertensi sekunder, sehingga lebih diutamakan pengobatan dengan menjaga gaya hidup sehat.

Baca Juga: Djoko Santoso Meninggal karena Pendarahan Otak, Salah Satu Bentuk Stroke

"Pada anak-anak dengan hipertensi memang kita sarankan diet rendah lemak dan rendah garam. Kita harus berikan garam maksimal 1-2 gram perhari. Juga harus banyak konsumsi sayur dan buah," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI