Apakah Smartwatch Mampu Mendeteksi Dini Covid-19?

Selasa, 19 Mei 2020 | 11:23 WIB
Apakah Smartwatch Mampu Mendeteksi Dini Covid-19?
Smartwatch Untuk Deteksi Dini Covid-19. (Dok. Garmin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak cara diusahakan ilmuwan agar bisa semakin cepat mendeteksi Covid-19. Termasuk menjadikan jam tangan pintar atau smartwatch untuk mendeteksi dini Covid-19.

Hal ini dilakukan brand navigasi GPS, Garmin, bersama ilmuwan dari berbagai universitas dan institusi penelitian di seluruh dunia untuk meneliti potensi smartwatch sebagai perangkat yang dapat membantu deteksi dini Covid-19.

Kerjasama ini bertujuan untuk mengkaji apakah smartwatch dapat membantu masyarakat untuk mengidentifikasi, melacak, dan memantau keberadaan Covid-19.

Penelitian ini berangkat dari dua premis sederhana. Pertama, peningkatan detak jantung sebagai tanda awal dari common cold (selesma), flu, atau Covid-19. Kedua, dengan fitur pemantau detak jantung berbasis pergelangan tangan.

Baca Juga: PPNI: 'Indonesia Terserah' Wujud Kekecewaan Tenaga Medis Kepada Masyarakat

Penggabungan dua hal itu bisa membantu mendeteksi dini atas indikasi awal infeksi virus. Hal ini sejalan dengan studi internasional kemampuan perangkat wearable digunakan untuk mendeteksi penyakit, dilakukan oleh Duke University, yang disebut Covidentify, yang bertujuan untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

Penelitian ini berguna untuk mempelajari cara melacak penyebaran Covid-19, mendapati saat seseorang mungkin rentan tertular, dan yang mempunyai risiko tertinggi saat terinfeksi.

Oleh karena itu yang bisa dilakukan pengguna adalah menautkan data pada smartwatch-nya, dan terhubung pada studi ini untuk diteliti dalam mempelajari bagaimana detak jantung dan gerakan mereka terpengaruh oleh Covid-19. Orang yang sehat dan tetap di rumah juga dapat berpartisipasi dalam penelitian ini.

Penelitian kedua ini dilakukan Scripps Research DETECT, berusaha untuk mencari tahu apakah perubahan pada denyut jantung, aktivitas, dan kualitas tidur pada individu, dapat menjadi indikasi awal dari penyakit yang sangat viral, seperti Covid-19.

Dasar penelitian ini adalah saat jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, hal tersebut bisa menjadi tanda seseorang terserang demam, flu, terinfeksi virus, bahkan Covid-19. Cara yang dilakukan dengan cara pengguna menyinkronkan data melalui aplikasi MyDataHelps.

Baca Juga: Pandemi Bukan Penghalang, Berikut Kunci Sukses Mengajak Mantan Balikan

Melalui data ini, para ilmuwan berharap dapat mengidentifikasi kemungkinan munculnya penyakit seperti influenza pada pengguna dan memberikan langkah-langkah untuk menanggulangi wabah tersebut.

Selanjutnya penelitian ketiga kolaborasi smartwatch Garmin dengan institusi penelitian PhysioQ, baru saja membuka daftar tunggu untuk NEO, sebuah platform pemantauan Covid-19 gratis yang dibuat untuk memantau kondisi keluarga di rumah.

Aktivitas ini memantau tingkat saturasi oksigen, detak denyut jantung, dan lainnya dari jauh. Data-data ini kemudian dimasukkan dalam anonim dan disumbangkan untuk membuat database terbuka Covid-19 terbesar di dunia.

Beberapa peneliti telah menyetujui untuk menjalankan inisiatif ini, termasuk Dr. Andrew Ahn, seorang internis dan peneliti yang merawat pasien di garis depan, dan Dr. Chung-Kang Peng, Director of the Center for Dynamical Biomarkers dan Associate Professor of Medicine at Harvard Medical School.

“Mampu memonitor SpO2 dan beat-to-beat intervals serta aktivitas dan kualitas tidur melalui perangkat perangkat ramah konsumen (consumer-friendly) milik Garmin merupakan gamechanger yang sesungguhnya. Kami percaya bahwa insights yang diperoleh dari data ini dapat mengubah pendekatan uji klinis kami dan secara signifikan mempercepat proses deteksi penyakit,” terang Dr. Chung Kang Peng dari rilis yang diterima Suara.com, Selasa (19/5/2020).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI