Peneliti Kembali Temukan Bukti Virus Corona dari Kelelawar, tapi...

Selasa, 19 Mei 2020 | 09:30 WIB
Peneliti Kembali Temukan Bukti Virus Corona dari Kelelawar, tapi...
Kelelawar (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Itu jalannya. Sangat jelas bagi kita semua yang bekerja di lapangan," katanya.

Hati dari beberapa Kelelawar yang dijadikan satu untuk diolah menjadi makanan di 'Warong Nyong', Jakarta Barat, Sabtu (08/02).[Suara.com/Alfian Winanto]
Hati dari beberapa Kelelawar yang dijadikan satu untuk diolah menjadi makanan di 'Warong Nyong', Jakarta Barat, Sabtu (08/02).[Suara.com/Alfian Winanto]

Dennis Carroll, mantan direktur divisi ancaman AS AID, pada Maret, mengatakan bahwa penelitian dari EcoHealth Alliance menunjukkan peningkatan kejadian spillover atau 'limpahan' dua hingga tiga kali lebih banyak dari yang dilihat 40 tahun sebelumnya. Akibat dari pertumbuhan populasi manusia dan cara kita melanggar batas wilayah liar.

"Satu-satunya prediktor terbesar dari kejadian limpahan adalah perubahan penggunaan lahan, lebih banyak lahan digunakan untuk pertanian dan lebih khusus untuk produksi ternak," kata Carroll.

"Apa pun ancaman di masa depan yang akan kita hadapi sudah ada, mereka saat ini beredar di alam liar," tandasnya.

Baca Juga: Peneliti: Kelelawar dan Virus Corona Sudah Terkait Selama Jutaan Tahun

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI