Jangan Pakai Tensi Air Raksa Untuk Cek Tekanan Darah, Ahli Ungkap Sebabnya

Senin, 18 Mei 2020 | 19:38 WIB
Jangan Pakai Tensi Air Raksa Untuk Cek Tekanan Darah, Ahli Ungkap Sebabnya
Ilustrasi Tensi dari air raksa. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jangan Pakai Tensi Air Raksa Untuk Cek Tekanan Darah, Ahli Ungkap Sebabnya

Mengukur tekanan darah kini bisa dilakukan siapa saja tidak harus oleh tenaga medis, terutama selama pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Pasien hipertensi tetap bisa mengontrol tekanan darah secara rutin dari rumah. 

Umumnya alat pengukur tekanan darah ada ada dua jenis, yakni tensimeter dengan air raksa yang mengandung merkuri dan pengukur tekanan darah digital. Namun yang direkomendasikan secara global adalah alat pengukur digital.

Baca Juga: Panduan Bikin Kue: Apa Bedanya Mentega, Margarin, Butter, dan Roombutter?

"Di Inggris yang saya tahu mereka sudah tidak menganjurkan pengukuran tekanan darah secara merkuri. Karena selain dia jadi limbah, pengukurannya juga menjadi bias. Karena kita masing-masing menggunakan stetoskop. Meski pun memang masih dipakai tapi untuk di rumah, secara global direkomendasikan pakai digital," kata Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS MMC Jakarta Rossana barack dalam dialog online perayaan Hari Hipertensi Dunia 2020, Minggu (17/5/2020).

Rossana menjelaskan, penggunaan tensimeter air raksa harus mengetahui denyut nadi pada lengan yang akan diperiksa. Hal itu akan sulit dilakukan oleh orang awam. 

Selain itu, hasil pengukuran pada tensimeter tidak bisa menunjukan angka ganjil. Tetap hanya angka berkelipatan 10, sehingga hasilnya kurang akurat. 

"Tidak boleh kita sebutkan 135 atau 131, sehingga kalau untuk monitoring kita rekomendasikan menggunakan digital. Ini jauh lebih sensitif dan bisa berikan informasi akurat daripada gunakan stetoskop menggunakan merkuri," katanya.

Rossana menjelaskan, tekanan darah normal maksimal seseorang ada lah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah stabil kurang dari angka tersebut dianjurkan cukup cek tekanan darah selama lima tahun sekali. 

Baca Juga: Google Trends Hari Ini, Senin 18 Mei 2020: Matahari Lockdown & New Normal

Jika, tekanan darah sama dengan 120/80 mmHg sampai 129/89 mmHg dianjurkan tiga tahun sekali mengukur tekanan darah. Jika tekanan darah 130/85 mmHg - 139/89 mmHg sebaiknya periksa rutin setiap tahun. 

Sementara jika tekanan darah melebihi 140/90 mmHg sebaiknya segera lakukan kinsultasi dengan dokter karena telah dikategorikan sebagai hipertensi. 

"Jika tensi melebihi 140/90, segera hubungi dokter. Kalau tensi sudah mencapai angka itu akan semakin cepat naiknya. Apalagi hipertensi juga tidak bergejala," kata Rossana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI