Studi: Makan Tinggi Lemak Jenuh Bisa Membuat Kemampuan Konsentrasi Kacau

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Senin, 18 Mei 2020 | 08:17 WIB
Studi: Makan Tinggi Lemak Jenuh Bisa Membuat Kemampuan Konsentrasi Kacau
Ilustrasi makan kentang goreng. (Pixabay/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa hanya dengan makan makanan yang tinggi lemak jenuh, dapat menghambat kemampuan kita untuk konsentrasi.

Dilansir dari Medical Xpress, studi ini membandingkan bagaimana 51 wanita melakukan tes pada perhatian mereka setelah makan makanan tinggi lemak jenuh atau makanan yang sama yang dibuat dengan minyak bunga matahari, yang tinggi lemak tak jenuh.

Hasilnya, kinerja mereka pada tes itu lebih buruk setelah makan makanan tinggi lemak jenuh daripada setelah mereka makan makanan yang mengandung lemak sehat. Ini menandakan adanya hubungan antara makanan berlemak dan otak.

Hilangnya fokus setelah makan tunggal itu membuka mata bagi para peneliti.

Baca Juga: Idap Penyakit Langka, Rayyan Balita Depok Butuh Bantuan Dermawan

Annelise Madison, penulis utama studi dan lulusan mahasiswa psikologi klinis di The Ohio State University juga mencatat bahwa makanan yang dibuat dengan minyak bunga matahari, sementara rendah lemak jenuh, masih mengandung banyak lemak makanan.

"Karena kedua makanan itu berlemak tinggi dan berpotensi bermasalah, efek kognitif makanan berlemak tinggi jenuh itu bisa lebih besar jika dibandingkan dengan makanan yang rendah lemak," katanya.

Burger merupakan salah satu contoh makanan cepat saji yang digemari banyak orang. (sumber: Visualphotos)
Burger merupakan salah satu contoh makanan cepat saji yang digemari banyak orang. (sumber: Visualphotos)

Studi ini dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition. Untuk pekerjaan ini, Madison melakukan analisis sekunder data dari studi Kiecolt-Glaser yang menilai apakah makanan tinggi lemak meningkatkan kelelahan dan peradangan di antara penderita kanker.

Wanita dalam penelitian ini menyelesaikan penilaian awal atas perhatian mereka selama kunjungan pagi ke lab. Alat, yang disebut tes kinerja berkelanjutan, adalah ukuran perhatian berkelanjutan, konsentrasi dan waktu reaksi berdasarkan 10 menit aktivitas berbasis komputer.

Makanan tinggi lemak tersebut meliputi telur, biskuit, sosis kalkun dan saus yang mengandung 60 gram lemak, baik minyak berbasis asam palmitat tinggi lemak jenuh atau minyak bunga matahari rendah lemak jenuh.

Baca Juga: Awas! WHO Peringatkan Akan Ada Gelombang Kedua Covid-19

Kedua makanan berjumlah 930 kalori dan dirancang untuk meniru isi berbagai makanan cepat saji seperti burger ganda Burger King dengan keju atau Big Mac McDonald's dan kentang goreng.

Ilustrasi Menyehatkan Pikiran. (Shutterstock)
Sulit fokus. (Shutterstock)

Lima jam kemudian, para wanita mengikuti tes kinerja berkelanjutan lagi. Antara satu dan empat minggu kemudian, mereka mengulangi langkah-langkah ini, makan makanan yang berlawanan dari apa yang mereka makan pada kunjungan pertama.

Setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, semua wanita yang berpartisipasi, rata-rata, 11 persen lebih sedikit mampu mendeteksi rangsangan target dalam penilaian perhatian.

Penyimpangan konsentrasi juga tampak pada wanita dengan tanda-tanda usus bocor: Waktu respons mereka lebih tidak menentu dan mereka kurang mampu mempertahankan perhatian mereka selama tes 10 menit.

Meskipun penelitian ini tidak menentukan apa yang sedang terjadi di otak, Madison mengatakan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa makanan yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan peradangan di seluruh tubuh, dan mungkin otak.

"Apa yang kita tahu adalah bahwa ketika orang lebih cemas, sebagian dari kita akan menemukan makanan tinggi lemak jenuh lebih menarik daripada brokoli," kata Janice Kiecolt-Glaser, profesor psikiatri dan psikologi dan direktur Institute for Behavioral Medicine Research di Ohio State.

"Kita tahu dari penelitian lain bahwa depresi dan kecemasan dapat mengganggu konsentrasi dan perhatian juga. Ketika kita menambahkan itu di atas makanan tinggi lemak, kita bisa berharap efek dunia nyata menjadi lebih besar," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI